Dalam kesempatan itu, Darmin menganggap, pertemuan tersebut terlalu singkat sehingga tak sempat membahas secara mendalam. Namun, dalam pertemuan itu dapat dipahami akumulasi masalah yang sudah lama terjadi di mana persoalan paling krusial adalah mengenai tumpang tindih pengelolaan lahan sehingga menjadi penghambat pengembangan usaha di kawasan Batam.
"Paling banyak soal tanah. Enggak mudah tapi pasti ada solusinya," kata Darmin, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (7/10/2016).
Mantan Direktur Jenderal Pajak ini tak mau permasalahan yang menera Batam dijadikan perdebatan panjang yang tidak berbuntut solusi. Oleh karenanya, Darmin meminta agar ada laporan tertulis terkait semua perihal yang menjadi kendala pengembangan kawasan dimaksud.
"Lebih baik kita menggali dan selesaikan dan kita minta supaya laporannya tertulis," tutur dia.
Sementara itu, BP Batam menargetkan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) pada sektor investasi mencapai USD736 juta dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar USD265 juta pada tahun anggaran 2017. Angka ini juga ditopang oleh peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar 25 persen.
Kepala Biro Perencanaan Program dan Litbang BP Batam Horman Purdinaung mengatakan peningkatan RBA tersebut akan berdampak pada penyerapan jumlah tenaga kerja di Batam. "Kami menargetkan tahun depan sebanyak 5.400 tenaga kerja yang terserap dari RBA BP Batam," kata Horman.
Ia menjelaskan, poin penting dari RBA tersebut adalah menyelesaikan konsep proyek pada tahun sebelumnya dalam rangka kontrak tahun jamak. "Ada dua proyek yakni pengembangan rumah sakit dan pengembangan terminal curah di Kabil, Kota Batam," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News