Terminal ini dioperasikan oleh Joint Venture (JV) Company antara lPC TPK dan Konsorsium Mitsui -PSA NYK Line, yaitu PT New Priok Container Terminal One (NPCT1). Dengan adanya Terminal Petikemas Kalibaru maka kapasitas terminal petikemas di Tanjung Priok bertambah 1,5 juta TEUs per tahun.
Pantauan Metrotvnews.com, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa, 13 September, Jokowi turut didampingi oleh Menteri Koordinator bidang Maritim Republik Indonesia Luhut B. Pandjaitan, Menkopolhukam Wiranto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri KKP Susi Pudjiastuti, Kapolri Tito Karnavian, serta Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.
Terminal Kalibaru dibangun dalam rangka membangun kapasitas secara bertahap untuk mengantisipasi pertumbuhan arus petikemas dan kargo Pelabuhan Tanjung Priok. Kapasitas penanganan petikemas Pelabuhan Tanjung Priok yang semula berkisar 5 juta TEUs tahun pada 2009-2010, ditanggulangi dalam jangka pendek dengan melakukan konfigurasi terminal, penambahan peralatan dan penataan pola operasi menjadi 7 juta TEUs per tahun. Dalam jangka panjang, kapasitas total Pelabuhan Tanjung Priok akan bertambah sebesar 11,5 juta TEUs per tahun setelah keseluruhan Terminal Kalibaru selesai.
Untuk memastikan kesiapan operasi, Terminal Petikemas Kalibaru telah melaksanakan sejumlah Uji Coba Operasi (Trial Operation) untuk pelayaran internasional dengan mendatangkan beberapa kapal, di antaranya Kapal Uni Perfect bongkar muat 425 box pada 3 Agustus 2016, Kapal MV. Leo Perdana bongkar muat 343 Box pada 2 Juli 2016 dan kapal MV. Sinar Sumba bongkar muat 783 box pada 27 Mei 2016. Ketiga uji coba tersebut merupakan tindak lanjut dari uji coba operasi pelayaran domestik yang dilaksanakan pada 28 Januari 2016 lalu dengan melayani MV Selat Mas bongkar muat 50 boks.
Beroperasinya Terminal Petikemas Kalibaru secara komersial didukung oleh kesiapan operasional terminal petikemas, baik dari sisi infrastruktur, suprastruktur, maupun sistem informasi di sisi dermaga, lapangan dan gate, serta sinkronisasi proses pelayanan antara terminal dengan instansi-instansi pemerintah lain seperti Bea Cukai, Imigrasi dan Karantina, maupun dengan para pelaku usaha logistik dan pemilik barang.
Peresmian ini turut dihadiri oleh mitra kerja sama PT Pelabuhan Indonesia lI (Persero) atau IPC melalui PT IPC TPK dalam pengoperasian Terminal Petikemas Kalibaru yang terdiri atas Mitsui & Co, Ltd. (Mitsui). PSA International Pte Ltd (PSA) dan Nippon Yusen Kabushiki Kaisha (NYK Line) dan yang juga merupakan allansi operator terminal dan pelayaran internasional.
Selain itu, peresmian ini juga dihadiri oleh Komisaris PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok, Kepala Kantor Bea Cukai Pelayanan Kelas Utama Tanjung Priok, wakil dari instansi-instansi pemerintah, asosiasi pengguna jasa dan stakeholders kepelabuhanan di lingkungan Pelabuhan Tanjung Priok.
Sekadar informasi, Terminal Petikemas Kalibaru memiliki luas lahan kurang lebih 32 hektare (ha) dan kapasitas sebesar 1,5 juta TEUs per tahun. Dengan total panjang dermaga 450 meter saat ini (850 meter pada akhir 2016) dan kedalaman -14 meter LWS (akan dikeruk secara bertahap hingga -20 meter LWS). Terminal baru ini diproyeksikan untuk dapat melayani kapal petikemas dengan kapasitas I3 ribu 15 ribu TEUs dengan bobot di atas 150 ribu DWT.
Sebagai bagian dari Pelabuhan Kalibaru, terminal ini dipersiapkan untuk menerima kapal peti kemas generasi terkini. Terminal Petikemas Kalibaru merupakan terminal petikemas pertama dalam pembangunan Fase IA Terminal New Priok yang terdiri atas tiga terminal petikemas dan dua terminal produk. Pembangunan Fase 2 Terminal Kalibaru akan dilaksanakan seteIah pengoperasian Fase 1 Terminal Kalibaru. Ketika keseluruhan proyek telah seIesai, akan ada total tujuh terminal petikemas dan dua terminal produk dengan area pendukungnya yang memiliki total area 411 ha.
Terminal Kalibaru merupakan bagian dari dukungan IPC terhadap program Nawa Cita yang menjadi pedoman Pemerintah dalam meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga Bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya. Di sisi lain, terminal ini juga diharapkan mampu mendorong kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor pelabuhan dan ekonomi sekaligus memperkuat jati diri Indonesia sebagai negara maritim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News