Jonan mengatakan, dalam membangun 15 bandara baru ini tidaklah mudah, karena harus mengubah beberapa kultur aparatur negara. Ditambah lagi, posisi 15 bandara baru berada di daerah rawan bencana dan daerah terluar Indonesia.
"15 Bandara baru kita bangun. Kita ingin dalam lima tahun kualitasnya sama. Ini ngomongnya gampang, tapi dilakukannya susah. Karena kita mengubah culture aparatur negara," kata Jonan, dalam acara Rembug Nasional Satu Tahun Kepemerintahan Jokowi-JK, di Balai Sarwono, Jalan Madrasah, Jeruk Purut, Jakarta, Selasa (20/10/2015).
Jonan mengungkapkan, sampai saat ini progres pembangunan bandara-bandara baru terseput masih dalam tahap pengerjaan atau on progress. Adapun beberapa bandara tersebut, diantaranya adalah Bandara Miangas, Bandara Manokwari, Bandara Kalimarau di Berau, Bandara Tual, Bandara SIS Al-Jufri di Palu, Bandar Frans Seda di Maumere, Bandara Juwata di Tarakan, Bandara Takengon di Aceh Tengah, Bandara Matohara di Wakatobi.
"Buktinya bisa (Kementerian Perhubungan membangun 15 Bandara). Jadi itu gambarannya, ya lumayanlah, okelah," ungkap dia.
Mengenai hambatan, Jonan tidak merincikan apa saja hambatan dalam pembangunan ke-15 bandara tersebut. Namun, Ia mengatakan kendala besarnya adalah waktu. Jadi, tinggal menunggu waktu tepatnya saja. Pasti akan diselesaikannya.
"Yang sedang progres, pelan sekali, hambatan tidak ada ya memang waktu saja," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News