Pemilik salah satu objek wisata wahana, yakni Wahana Surya Kabupaten Bengkulu Tengah, Agus Suwartono mengatakan adanya fenomena GMT dapat meningkatkan kunjungan karena tidak seluruh wilayah permukaan bumi yang menjadi jalur GMT.
"Di Indonesia hanya beberapa daerah saja, dan Bengkulu salah satunya, kita punya harapan," kata dia ketika wawancara dengan Antara, di Bengkulu Selasa (7/3/2016).
Namun harapan tersebut, kata dia, juga harus menjadi perhatian serius dari pemerintah daerah, karena sampai sehari sebelum momen GMT, belum ada kebijakan atau sokongan pemerintah untuk mempromosikan wisata GMT Bengkulu.
"Pembagian kacamata, atau sosialisasi saja belum ada, sementara besok sudah momennya," katanya.
Sebelumnya, kata Agus, pihak Pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah, sempat menanyakan apakah dari destinasi wisata Wahana Surya proses terjadinya GMT bisa dilihat cukup jelas.
"Memang kalau dari sini tidak kelihatan jelas karena kita berada di pesisir pantai barat Pulau Sumatera, bukan bagian timur," kata dia.
Namun setidaknya jika promosi yang menarik minat dilakukan jauh hari sebelum momen GMT, setidaknya pengunjung yang datang ke Bengkulu tidak hanya akan melihat gerhana matahari saja.
Setelah menyaksikan gerhana tentu para wisatawan akan menghabiskan waktu untuk berkunjung ke berbagai lokasi wisata yang ada di Bengkulu.
Hal itu dikarenakan gerhana di Bengkulu terjadi pada pagi Rabu 9 Maret 2016, sekitar pukul 06.00 WIB. Artinya pengunjung luar provinsi atau turis asing sudah berada di Provinsi Bengkulu satu atau dua hari sebelum fenomena gerhana.
"Tapi perkiraan kita besok tidak ada tingkat kunjungan yang signifikan, kami prediksi jumlah kunjungan besok sama seperti hari libur lainnya," ujarnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News