Ilustrasi logo ASABRI. Foto: dok ASABRI.
Ilustrasi logo ASABRI. Foto: dok ASABRI.

Mengenal ASABRI yang Diduga Tersandung Korupsi

Suci Sedya Utami • 13 Januari 2020 18:11
Jakarta: Nama PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI) kini menjadi pembicaraan banyak pihak. Setelah sebelumnya PT Asuransi Jiwasraya yang bermasalah, kali ini ASABRI juga dikabarkan memiliki masalah dalam pengelolaan keuangan.
 
Sama seperti Jiwasraya, ASABRI juga merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor asuransi khusus untuk para prajurit TNI, anggota Polri dan PNS di lingkungan Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
 
Mengutip laman resminya, Senin, 13 Januari 2020, seluruh saham ASABRI dimiliki 100 persen oleh negara yang diwakili oleh Menteri BUMN selaku pemegang saham. ASABRI berdiri pada 1 Agustus 1971 yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1971.

Sebelum dibentuk, asuransi prajurit TNI/Polri dikelola oleh PT Taspen (Persero). Namun dalam perjalanannya, keikutsertaan prajurit TNI dan anggota Polri dalam Taspen mempengaruhi penyelenggaraan program Taspen yang dikarenakan perbedaan batas usia pensiun dan risiko pekerjaan yang tinggi pada TNI dan Polri. Sehingga mendorong pemerintah membentuk badan asuransi terpisah untuk prajurit.
 
Selain itu, pembentukan ASABRI juga didasari dengan adanya program perampingan jumlah personil TNI secara besar-besaran pada pertengahan 1971, serta pertimbangan iuran yang terkumpul tak sebanding dengan perkiraan jumlah klaim yang diajukan.
 
Perusahaan pelat merah tersebut memiliki misi meningkatkan kesejahteraan peserta ASABRI melalui pengembangan sistem pelayanan dan nilai manfaat asuransi sosial secara berkelanjutan. Misi tersebut bisa dicapai melalui visi menjadi perusahaan asuransi nasional yang profesional dengan melakukan transformasi bisnis dan budaya perusahaan hingga 2021.
 
Saat ini perusahaan tersebut dipimpin oleh Sonny Widjaja selaku Direktur Utama yang dibantu oleh Herman Hidayat sebagai Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum serta Rony Hanityo Apriyanto selaku DIrektur Keuangan dan Investasi.
 
Perusahaan yang berkantor di Jalan Mayjen Sutoyo, Cawang-Jakarta Timur ini juga diawasi oleh jajaran dewan komisaris di antaranya Didit Herdiawan selaku Komisaris Utama, Harry Susetyo Nugroho selaku Komisaris Independen, serta Achmad Syurkani dan Rofyanto Kurniawan selaku komisaris.
 
Dalam laporan keuangan ASABRI yang dipublikasikan terakhir yakni untuk tahun buku 2017, perusahaan tersebut mencatatkan laba bersih di tahun berjalan sebesar Rp943,81 miliar. Laba tersebut tumbuh 710,40 persen dibanding 2016 yang tercatat senilai Rp116,46 miliar. Untuk 2018 dan 2019, ASABRI belum mempublikasikan laporan keuangan terkini.
 
Dugaan adanya korupsi di ASABRI pertama kali diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD. Perusahaan ini bermasalah dan membuat negara merugi Rp10,4 triliun.
 
Wakil Ketua KPK Nawawi Pamulango mengatakan KPK tak menutup kemungkinan masuk ke kasus itu. Jika ada temuan, KPK bisa menindaklanjuti kasus tersebut.
 
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir belum bisa angkat bicara terlalu jauh mengenai dugaan kasus yang menerpa ASABRI. Namun Erick telah memanggil Direktur Keuangan dan Investasi ASABRI pada Jumat lalu untuk meminta penjelasan lebih jauh.
 
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga rick segera bertemu Mahfud MD untuk melaporkan hasil pertemuan dengan direktur ASABRI.
 
"Nanti Pak Erick akan melaporkan ke Pak Mahfud," jelas Arya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan