"Untuk pengembangan human capital, Kemenperin memfasilitasi berbagai coworking space, seperti di Bandung yang bekerja sama dengan Telkom, kemudian juga ada di Bali, Makassar, dan Batam," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu, 19 Juni 2019.
Kemenperin juga mendorong perusahaan global untuk berinvestasi membuka inkubasi bisnis dalam upaya menelurkan startup di Indonesia. Investor asing ini juga diharapkan bisa menggandeng pelaku usaha lokal.
"Contohnya di Singapura ada Block71, mereka sudah buka di Jakarta. Kemudian, operator-operator telekomunikasi mulai membuat coworking space," ungkapnya.
Menperin menilai keberadaan coworking space tersebut bakal mendorong pengoptimalan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) karena terciptanya produk buatan anak bangsa. Hak ini dinilai penting untuk memenuhi kebutuhan komponen smartphone yang dapat menekan impor bahan baku bagi industri elektronika di Tanah Air.
"Yang dimaksudkan sebagai local content itu tidak hanya hardware, tetapi juga software misalnya diaplikasikan oleh Apple Developer Academy yang beroperasi di BSD City, Tangerang, Banten melalui kerja sama dengan universitas," tuturnya.
Pembangunan Apple Developer Academy di Indonesia ini akan terus berkembang. Ditargetkan bakal dibuka lagi di Surabaya dan di Batam. Oleh karena itu, dalam menghadapi era digital, Airlangga meminta kepada generasi milenial Indonesia agar mampu menguasai tiga ilmu, yakni Bahasa Inggris, Statistika, dan Koding.
"Kami juga mendorong pemangku kepentingan terkait seperti Kemenristekdikti untuk bisa literate di bidang digital. Kemudian untuk membuat transformation manager berbasis industri khususnya top management, kami bekerja sama dengan MIT, Bappenas, dan Lemhanas, untuk melakukan pelatihan. Diharapkan melalui upaya ini, baik birokrasi maupun private sector bisa jalan bersama," imbuhnya.
Airlangga mengungkapkan potensi ekonomi digital akan meningkatkan nilai tambah terhadap PDB nasional sebesar USD150 miliar pada 2025. Catatan ini akan menjadi peluang bagi 17 juta tenaga kerja yang tidak buta terhadap teknologi digital.
"Inilah yang kami dorong agar ekonomi digital terus berkembang, sehingga bisa ditangkap oleh pelaku industri kecil dan menengah (IKM) kita," ujarnya.
Pemerintah menargetkan terciptanya 1.000 technopreneur pada 2020, dengan valuasi bisnis mencapai USD100 miliar dan total nilai e-commerce sebesar USD130 miliar. "Saat ini, Indonesia sudah punya empat unicorn, dan mereka semuanya tumbuh bukan bagian dari 'konglomerasi' sehingga membentuk wirausaha baru yang kuat," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News