"Kita pastikan solar ini memang untuk penangkapan ikan, bukan untuk dijual ke pihak lain. BBM ini kita bagikan kepada nelayan untuk bekerja. Untuk membantu nelayan, bukan untuk dijual," kata Sekretaris Jendral Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Syarief Widjaja, saat konferensi pers di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Jumat (21/11/2014).
Menurut Syarief, guna memastikan solar itu benar digunakan, maka akan disandingkan dengan upaya nelayan menangkap ikan.
"Kita contohkan, nelayan dapat 200 ton ikan, dia dapat 200 kiloliter (kl). Kalau bulan ini tidak dapat, maka tidak akan diberikan BBM, kalau diberikan takut disalahgunakan untuk dijual," ungkapnya.
Dia menjelaskan, kartu itu akan diberikan kepada nelayan yang memiliki kapal di bawah 30 gross ton (GT). Dari jumlah sebanyak 395 ribu nelayan, tahap awal akan dibagikan kepada 36 ribu nelayan.
Adapun kepastian hasil jualan ikan yang dilakukan nelayan agar tercatat dengan baik. Maka akan dijalin kerja sama dengan perbankan BUMN yang punya akses langsung kepada mereka (nelayan).
"Jadi mereka (perbankan) punya beberapa fungsi, memantau alokasi BBM subsidi, mencatat pendapatan nelayan dan operasional korateral ke perbankan. Untuk perbankan dapat feedback-nya, ada tambahan debitor baru. Untuk nelayan punya identitas dan bisa bekerja. Itu yang mereka dapatkan antara perbankan dan nelayan," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id