Sekjen GINSI Erwin Taufan mengungkapkan langkah pemerintah seharusnya berdampak jangka panjang dalam menstabilkan harga bawang putih. Seharusnya pemerintah memberikan dorongan berupa bantuan kepada petani bawang putih di daerah-daerah yang potensial.
"Kementerian Pertanian harus buat banyak infrastruktur, dalam hal ini rigasi dan fokus di situ, karena tanaman bawang putih rentan kekurangan air. Peran dari pemda dan pemerintah pusat harus dirasakan langsung oleh petani komoditi itu," ujar Taufan dalam keterangan yang diterima Metrotvnews, Jakarta, Selasa 16 Mei 2017.
Taufan memperkirakan, tingginya harga bawang putih saat ini terjadi karena panen yang terlambat serta adanya mafia pangan di Tiongkok. Indonesia sendiri merupakan net importir bawang putih.
"Saat ini terdapat lima negara yang menghasilkan komoditi bawang putih dari hasil pertaniannya, yakni Tiongkok, Thailand, India, Vietnam, dan Mynmar. Indonesia enggak termasuk. Bahkan di Thailand, tentaranya turut disiagakan untuk menyiram lahan pertanian yang tidak bisa dicapai irigasi," paparnya.
Menurut Taufan, kebijakan pengetatan tata niaga importasi bawang putih merupakan langkah mendesak pemerintah agar harga dan ketersediaan komoditi tersebut stabil dalam menghadapi Ramadan dan Lebaran.
"Saya melihatnya ini kita hanya kalut saat mau puasa dan Lebaran seperti sekarang ini," pungkas Taufan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News