"Pertumbuhan aset sebesar 15,30 persen pada 2016 tergolong tinggi untuk nilai aset sebuah perusahaan yang mencapai ratusan triliun," kata Direktur Utama PT Taspen Iqbal Latanro dikutip dari Antara, Minggu 5 Maret 2017.
Menurut Iqbal, pertumbuhan aset selama 2016 ditopang antara lain kenaikan aset investasi yang mencapai Rp167,35 triliun, tumbuh 17,58 persen dibanding 2015 sebesar Rp142,32 triliun.
Ia menjelaskan komposisi aset investasi Taspen terbesar terdapat pada portofolio obligasi, sukuk, dan kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK EBA) sebesar Rp124,28 triliun. Sedangkan portofolio deposito mencapai Rp28,28 triliun, dan aset noninvestasi tercatat Rp31,27 triliun atau hanya naik 4,4 persen.
Dengan peningkatan dana investasi, jumlah hasil investasi sepanjang 2016 juga melonjak 23,04 persen menjadi Rp15,21 triliun dari sebelumnya Rp12,36 triliun.
"Sejak 2015 Taspen mencoba mengubah strategi investasi dengan mengurangi portofolio deposito sebagai konsekuensi dari penurunan tingkat bunga perbankan. Kami lebih gencar pada portofolio obligasi korporasi," ujar Iqbal.
Laba Bersih Turun
Meski mencatatkan kenaikan aset, namun Taspen membukukan laba bersih Rp247,25 miliar atau turun 57,22 persen dibandingkan 2015 yang mencapai Rp577,90 miliar. Hal ini karena lonjakan pembayaran klaim dari Rp4,5 triliun pada 2015 menjadi Rp8,1 triliun pada tahun lalu.
"Kenaikan pembayaran klaim tersebut menekan capaian hasil usaha. Karena, biasanya dalam setahun klaim yang dibayarkan hanya sekitar Rp4,5 triliun," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Keuangan Taspen Iman Firmansyah mengatakan, selama 2016 alokasi distribusi aset terbesar pada surat utang negara (SUN), suku bunga, obligasi korporasi sebesar 74 persen. Disusul alokasi pada deposito berjangka pada bank milik pemerintah, Bank BPD dan bank swasta sebesar 32 persen, serta pada saham dan reksa dana sebesar sembilan persen.
Selama 2016, tambah Iman, perusahaan menjalankan program switching portofolio dengan meningkatkan alokasi investasi langsung pada tiga sektor usaha yaitu infrastruktur, bank dan jasa keuangan.
"2016, investasi langsung Taspen mencapai sekitar Rp1,9 triliun atau sekitar dua persen total investasi. Ditargetkan pada 2017 investasi langsung bisa mencapai empat persen atau sekitar Rp8,5 triliun," ujarnya.
Dari sisi layanan, selama 2016 Taspen membayar klaim Jaminan Kecelakaan (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM) masing-masing Rp538,7 juta dan Rp44,13 miliar pada 2015, sementara pada 2016 pembayaran klaim meningkat menjadi Rp8,12 miliar dan Rp752,07 miliar.
Sementara kenaikan pembayaran manfaat Tunjangan Hari Tua (THT) dan klaim JKK/JKM secara langsung menekan capaian hasil usaha yang pada 2015 mencapai Rp577,9 miliar menjadi Rp247,25 miliar pada 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id