Gaya hidup seperti ini membuat generasi milenial dicap sulit melakukan perencanaan keuangan hingga berinvestasi. Namun cap tersebut tak selamanya benar, masih banyak investasi yang cocok bagi milenial tanpa harus mengurangi hobi leisure maupun nongkrong di kafe.
Berikut tips investasi bagi milenial berdasarkan hasil wawancara Medcom.id bersama Perencana keuangan Aidil Akbar Madjid.
Bagaimana Anda melihat tren investasi yang cocok bagi anak muda sekarang ini?
Milenial itu dipersepsikan enggak mau punya mobil, enggak mau punya properti itu semua salah. Mereka yang tidak ingin memiliki properti hanya Rp4 juta-Rp6 juta dari puluhan juta Milenials yang ada di Indonesia. Mereka lebih senang travelling karena biaya pesawat sekarang murah. Travelling dipicu karena ketersediaan akses yang mudah dan murah. Enggak ada tuh istilah mereka enggak beli properti, pasti nanti beli kalau sudah berumah tangga.
Jadi investasi yang mereka bisa lakukan yang enggak terlalu mahal seperti saham atau reksa dana saham. Sekarang itu, mereka bisa buka rekening Rp100 ribu sudah bisa investasi. Kemudian properti dengan harga rumah Rp100 juta-an, kalau dia mau di tengah kota larinya ke apartemen. Sekarang itu studio kisaran Rp280 juta-Rp350 juta. Banyak apartemen yang mulai dibangun di atas stasiun LRT dengan harga rata-rata Rp185 juta-Rp225 juta berupa studio. Jadi apartemen ini kayak rumah sementara, usia 23-28 baru nikah dan masih kerja tinggal di apartemen sambil nabung nanti apartemen bisa dijual, hasilnya dipakai buat DP rumah tapak.
Dengan melihat berbagai risikonya, instrumen apa yang masih menarik bagi generasi milenial?
Yang menarik itu reksa dana, kalau main paling risiko kehilangan duit hanya Rp50 ribu dari Rp100 ribu. Makanya masukin nominal kecil kalau yang enggak mau investasi reksa dana bisa beli properti. Rumah murah kan banyak. Tergantung tujuan kalau dibeli untuk ditinggali ya enggak apa-apa harga lebih mahal. tapi kalau maunya di tengah kota ya mau enggak mau apartemen, masuk akal enggak sama harga unitnya. Kalau mau rumah tapak lokasinya di luar kota.
Ketidatahuan generasi milenial terhadap produk investasi dalam berbagai survei masih tinggi, apakah ada cara untuk meningkatkan hal ini?
Makanya butuh juga push dari government bahwa literasi keuangan harus dilakukan dengan berbagai cara selain seminar, kelas, workshop, iklan di media online, televisi maupun webinar.
Apakah perkembangan pelaku digital seperti fintech sudah cukup untuk mengakomodir keingintahuan generasi milenial terhadap instrumen pasar keuangan?
Fintech sudah mengakomodir tapi sekarang sudah mulai jenuh. Orang Indonesia itu ketika dikasih pinjam duit enggak tahu mau buat apa. Sekarang pinjam duit kayak tempat peminjaman uangteman pertumbuhannya sudah enggak tinggi. Sementara growth-nya tinggi adalah pinjaman yang langsung untuk beli barang misal Akulaku, Bukalapak, Tokopedia, e-commerce yang kasih kredit untuk membeli barang, itu justru lebih laku peruntukkannya.
Menurut Anda berapa persen pendapatan generasi milenial yang seharusnya dialokasikan untuk berinvestasi supaya mendapatkan hasil yang maksimal?
Sebanyak 15-30 persen harus disisihkan, kalau utang KPR maksimal 30 persen maka sisa 70 persen untuk biaya hidup. 40-50 persen sudah termasuk transport. Lalau enggak punya anak bisa 50 persen untuk keperluan sehari-hari. Maka sisa 20 persen akan rebutan untuk gaya hidup dan nongkrong. Semakin banyak nongkrong maka semakin sedikit investasi. Jadi bukan berarti enggak boleh nongkrong tapi kan bisa cari tempat friendly buat kantong jangan dipaksain.
Apakah anda yakin bahwa di masa depan persoalan literasi keuangan yang masih menimpa Indonesia dapat teratasi dengan baik seiring dengan berkembangnya era digital?
Pasti karena literasi keungan masyarakat terutama di daerah begitu rendah atau minim. Kita bicara financial planning, investasi. Anda hanya ngomong di Jakarta atau paling jauh di Surabaya. Geser dikit Bogor orang sudah enggak ngomong investasi, geser dikit Cipanas dan Cianjur enggak ada ngomongin financial planning, uangnya ditarok di bawah bantal atau di bank paling. Maka ini PR besar dari OJK jadi mereka harus spending banyak lewat iklan, media roadshow semua institusi keuangan diwajibkan tapi kadang mereka asal bikin acara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id