Pemaparan Pelaksana tugas (Plt) Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM Wisnu Wijaja Soedibjo. (FOTO: Medcom.id/Ilham Wibowo)
Pemaparan Pelaksana tugas (Plt) Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM Wisnu Wijaja Soedibjo. (FOTO: Medcom.id/Ilham Wibowo)

Pemerintah Kumpulkan Investor Kembangkan Bandara Komodo

Ilham wibowo • 25 September 2018 12:49
Jakarta: Pemerintah melalui mengupayakan pengembangan Bandara Komodo, Labuan Bajo dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Pihak perusahaan BUMN maupun swasta akan banyak terlibat dalam meminimalisasi penggunaan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
 
Skema KPBU ini dilakukan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bersama Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Tahapan market sounding dilakukan dengan mengumpulkan para investor baik dalam maupun mancanegara.
 
Pelaksana tugas (Plt) Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM Wisnu Wijaja Soedibjo menyampaikan bahwa pengembangan Bandara Komodo ini bertujuan bukan semata-mata membangun kompleks bandara internasional secara fisik. Keterlibatan komponen profesional dilakukan untuk menyediakan fasilitas bandara yang dapat memberikan pelayanan berkualitas bagi wisatawan mancanegara dan lokal yang akan berkunjung ke Kawasan Pariwisata Komodo.

"Market sounding atau penjajakan pasar ini penting dalam tahap penyiapan KPBU. Manfaatnya tidak hanya pemerintah tapi bagi calon investor agar bisa mendapat data jauh sebelum ditenderkan," ujar Wisnu di Gedung BKPM, Jakarta, Selasa, 25 September 2018.
 
Dalam acara ini hadir 150 peserta meliputi investor yang bergerak bidang pengelolaan bandar udara, kontraktor, perbankan dan lembaga keuangan, konsultan, serta asosiasi terkait. Mereka difasilitasi untuk memberikan masukan terhadap penyempurnaan model kerja sama yang ditawarkan oleh pemerintah.
 
"Pemilihan skema KPBU dalam penyediaan infrastruktur ini tidak hanya atas pertimbangan keterbatasan anggaran, namun hal yang lebih penting adalah pemanfaatan partisipasi swasta yang memiliki pengetahuan, keahlian dan pengalaman selama menghadirkan bandara yang berkualitas dengan anggaran yang lebih efisien," paparnya.
 
Pengembangan Bandara Komodo ini membutuhkan total investasi Rp3 triliun terdiri dari Rp1,17 triliun biaya capital expenditure (capex) dan Rp1,83 triliun biaya operational expenditure (opex). Pengembalian investasi nantinya dilakukan dari tarif layanan pengguna jasa fasilitas bandara selama masa konsesi 25 tahun. Proyek ini juga direncanakan akan mendapatkan pinjaman pemerintah melalui PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII).
 
Direktur Keamanan Penerbangan Kemenhub Nur Isnin Istiarto mengatakan proyek Bandara Komodo dipilih sebagai pilot project lantaran peranannya untuk mendukung pengembangan kawasan strategis pariwisata nasional Labuan Bajo. Skema KPBU pun akan dikaji untuk dilakukan pada beberapa proyek bandara lainnya.
 
"Bandara Komodo ini sebagai pilot project dalam mengembangkan kawasan strategis pariwisata nasional di samping pertimbangan potensi daerah sekitarnya yang menawarkan keindahan panorama alam dan kearifan lokal khas Nusa Tenggara Timur," tuturnya.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan