Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita. MI/Galih Pradipta.
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita. MI/Galih Pradipta.

Mendag Berharap KBRI Aktif Jajaki Peluang Ekspor ke Iran

Husen Miftahudin • 15 September 2016 16:09
medcom.id, Jakarta: Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan menggarap negara baru untuk peningkatan ekspor, salah satunya Iran. Hal ini menyusul keputusan Pemerintah Iran yang kembali membuka diri terhadap kerja sama perdagangan dan investasi di berbagai sektor bisnis dari negara lain.
 
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengungkapkan pihaknya telah menginstruksikan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Iran untuk melakukan penjajakan pasar untuk menindaklanjuti peluang pasar baru di negara tersebut.
 
Menurutnya, jika KBRI mampu membuka jalan ekspor bagi komoditas dan produk Indonesia ke Iran, pihaknya akan menggenjot ekspor ke negeri para Mullah tersebut.

‎"Iran baru membuka diri, dan sekarang mengalir investasi termasuk Amerika dan Eropa. Jadi kami membahas untuk masuk ke sana, dan meminta KBRI bisa proaktif," ujar Enggar usai membuka acara The 2nd ASEAN Marketing Summit (ASM) 2016, di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Kamis (15/9/2016).
 
Langkah diversifikasi ‎pasar bagi komoditas dan produk Indonesia merupakan pilihan yang terbaik untuk menggenjot ekspor nasional. Pasalnya, ekonomi Tiongkok belum memberi sinyal perbaikan yang signifikan.
 
"Karena kondisi global ekonomi seperti ini, dan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok masih menjadi persoalan dan masing-masing negara mempertahankan. Iran bisa jadi pasar baru dan harapan baru buat kita," kata dia.
 
Selain mengembangkan pasar baru, ‎lanjut Enggar, Indonesia juga dituntut untuk meningkatkan daya saing produk-produk di dalam negeri. Pasalnya, dengan perdagangan antarnegara yang semakin terbuka, pemerintah sudah tidak bisa lagi melakukan proteksi yang ketat terhadap masuknya produk-produk asing.
 
"Yang bagus ekonomi growth kita cukup baik. Tapi ekonomi yang baik ini menimbulkan arus barang banyak masuk ke kita, karena ekonomi di negara lain kan sedang turun. Kita tidak bisa melindungi itu karena kita global market, nah ini harus lebih hati-hati dan cerdas," tutup Enggar.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan