Direktur Utama BNI Syariah Imam Teguh Saptono menjelaskan pertumbuhan laba tersebut disokong oleh ekspansi pembiayaan yang terjaga kualitasnya, dan dikontribusikan oleh komposisi rasio dana murah serta efisiensi operasional yang juga terus membaik.
Selain itu, lanjut Imam, kinerja BNI Syariah pada triwulan II-2016 dari sisi neraca berjalan optimal dilihat dari pertumbuhan aset year on year (yoy) yang mengalami kenaikan sebanyak 23,12 persen dari Rp20,85 triliun pada Juni 2015 menjadi Rp25,68 triliun.
"Pertumbuhan aset ini didorong oleh pertumbuhan pada pembiayaan sebesar 13,36 persen dan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 26,05 persen terhadap posisi tahun sebelumnya di periode yang sama," ujar Imam, seperti dikutip dari Antara, di Jakarta, Kamis (28/7/2016).
Pembiayaan Juni 2015 yang mencapai Rp16,74 triliun tumbuh menjadi Rp18,98 persen pada Juni 2016. Pertumbuhan itu disebutkan karena penjagaan terhadap kualitas pembiayaan sehingga NPF triwulan II-2016 berada di posisi 2,80 persen. "Angka ini di bawah rata-rata industri perbankan syariah," kata dia.
Di sisi lain, DPK pada Juni 2015 mencapai sebesar Rp17,32 triliun atau meningkat menjadi Rp21,83 triliun pada Juni 2016 dengan rasio dana murah (CASA) sebesar 47,12 persen naik dari 46,86 persen di tahun sebelumnya.
Dari total pembiayaan sebesar Rp18.98 triliun tersebut, sebagian besar merupakan pembiayaan konsumer yaitu 52,96 persen, disusul pembiayaan ritel produktif/SME sebesar 22,78 persen, pembiayaan komersial sebesar 16,38 persen, pembiayaan mikro sebesar 5,77 persen, dan pembiayaan Hasanah Card 2,11 persen.
"Untuk pembiayaan konsumer, sebagian besar portofolio merupakan BNI Griya iB Hasanah sebesar 86,02 persen," tutup Imam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News