Ketua Umum REI Eddy Hussy mengungkapkan, pelemahan penjualan perumahan menengah atas lebih disebabkan karena melambatnya perekonomian. Perumahan menengah bawah yang hingga kuartal I-2016 masih mengalami pertumbuhan, juga ikut terkena dampak pelemahan penjualan pada April-Mei ini.
"Ada sedikit indikasi dalam masuk ke kuartal II-2016, sedikit melambat. Ini lebih disebabkan karena mau dekat puasa Lebaran sehingga orang-orang siapkan duit. Tapi kita masih optimis target pertumbuhan 10 persen masih tercapai tahun ini," ujar Eddy ditemui di kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Rabu, 25 Mei malam.
Dengan kondisi tersebut Eddy meminta agar pemerintah segera mengeluarkan kebijakan yang mampu mendorong laju penjualan perumahan, salah satunya pelonggaran ketentuan rasio kredit terhadap nilai agunan (loan to value/LTV). Hal ini dirasa penting untuk menggairahkan konsumen membeli perumahan.
"Kita harapkan pemerintah segera keluarkan kebijakan yang mendorong pertumbuhan pembangunan perumahan. Dampak (pelonggaran aturan LTV) pasti ada pengaruhnya, kalau bisa segera jalan," harap Eddy.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo berencana akan melonggarkan aturan LTV dan Loan to Funding Ratio (LTFR). Dalam aturan LTV, salah satu kebijakan yang akan dikeluarkan oleh BI adalah diizinkannya pembiayaan dengan cara inden di luar rumah pertama.
Kata dia, dengan pelonggaran aturan LTV juga akan mampu mendorong pertumbuhan kinerja penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR). BI sendiri memastikan akan segera melakukan pelonggaran tersebut, dengan mengubah kebijakannya sebelum pergantian tahun ini.
"Saya lihat secara umum pertumbuhan kredit dibandingkan dua tahun lalu ada penurunan, ini karena pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat. Dengan itu (pelonggaran LTV) kita harapkan semester dua penyaluran kredit bisa lebih baik," tutup Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News