Salah satu penjual bedug di sepanjang Jalan KH. Mas Masyur, Tanah Abang, Sinta, mengaku bisa meraup omzet hingga puluhan juta setiap bulan Ramadan. Bukan hanya digunakan untuk merayakan malam takbir saja, bedug sudah menjadi ikon selama bulan Ramadan.
Sinta membanderol harga bedug kecil biasa mulai dari harga Rp150.000 sampai Rp500.000. Sementara untuk bedug kayu yang digunakan sebagai dekorasi hotel restoran dan perusahaan, dijualnya mulai dari Rp1,5 juta sampai dengan Rp2 juta.

"Kalau kita sehari Rp1 juta. Tahun ini penjualannya kita harap bisa sampai Rp35 juta. Tahun lalu Rp50 juta," kata Sinta, kepada Metrotvnews.com, di Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta, seperti diberitakan Selasa (5/7/2016).
Perempuan yang mengaku sudah merintis bisnis bedug selama 10 tahun bersama keluarganya ini mengaku sudah mengetahui pola pembelian bedug selama bulan Ramadan. Biasanya pembeli baru ramai seminggu menjelang malam takbiran. Sedangkan saat pertengahan puasa, biasanya dia masih mempunyai banyak stok. Namun untuk bedug dekorasi, perusahaan sudah melakukan pemesanan sejak jauh hari sebelum Ramadan.

"Kalau pertengahan bulan puasa biasanya banyak. Kalau kita Alhamdulillah habis terus tiap tahun. Ramainya diminggu ketiga (bulan puasa)," ucap Sinta.
Senada, penjual bedug yang biasa "mangkal" di depan pusat perbelanjaan Thamrin City, Dadang, turut mengamini Sinta. Dadang mengungkapkan, penjualan mulai naik saat minggu ketiga Ramadan. Meskipun tidak menyiapkan bedug dalam jumlah banyak, Ia mengaku sudah menjual 200 set bedug. Bedug yang dibuat Dadang memang tampak lebih sederhana dibandingkan dengan bedug yang dijual Sinta. Dadang pun hanya menargetkan pendapatannya dari menjual bedug tahun ini sebesar Rp15 juta.

"Kita jual 200 biji. Tidak ada target. Paling tidak sama dengan tahun lalu ada Rp15 juta. Ya ramainya sekarang-sekarang ini mbak (pekan ketiga Ramadan)," ujar Dadang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News