"Otomatis hasil panen bisa menurun dan dapat memicu kenaikan harga beras di pasaran apabila pasokan berkurang," kata Kepala Perum Bulog Sulteng Maruf, seperti dikutip dari Antara, di Palu, Jumat (23/10/2015).
Dalam mengantisipasi penurunan produksi akibat kemarau yang hingga kini masih berlangsung melanda seluruh wilayah Sulteng, Bulog di seluruh kabupaten dan kota bersama mitra bisnis (pihak swasta) tetap gencar melakukan pembelian, meski harga di tingkat petani jauh di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
"Terus terang kami bersaing dengan pedagang dari luar untuk membeli beras produksi petani di seluruh kantong-kantong produksi di Sulteng," ungkapnya.
Ia menjelaskan, di Sulteng dalam beberapa bulan terakhir ini banyak sekali pedagang luar seperti dari Gorontalo, Manado dan juga Jawa datang membeli langsung ke petani dengan harga di atas HPP. Namun demikian, Bulog tetap masih bisa membeli, meski jumlahnya kecil. "Tapi kalau kecil itu dikumpul setiap hari bisa menjadi banyak pula," ujarnya.
Dalam membeli produksi petani, Bulog melalui satgas dan mitra mendatangi semua penggilingan padi, termasuk penggilingan kecil di setiap daerah di Sulteng. Dan cukup berhasil. Kebanyakan beras yang diserap Bulog dari penggilingan kecil yang ada di pelosok-pelosok desa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News