"Ini sebuah keputusan politik yang saya putuskan," kata Presiden di TPPI, Tuban, Jawa Timur, Rabu (11/10/2015).
Pengelolaan TPPI, lanjut Jokowi, akan diperluas hingga mampu memproduksi bahan tekstil, polyster, lem hingga kaca film. Perluasan kawasan akan memakai lahan milik Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Saat ini, TPPI berdiri di atas lahan seluas 64 hektare. Sedangkan total kebutuhan lahan mencapai 474 Ha.
"Semua bisa diproduksi di sini. Saya sampaikan ini adalah dasar industri Petrokimia di Indonesia. Jangan berhenti. Kalau di sini kita siap kenapa ditanyakan. Semua akan diolah di Indonesia," tutur dia.
TPPI mulai dikelola Pertamina pada pertengahan September 2015 dengan target operasi awal Oktober 2015 dan mode Mogas. Dengan beroperasinya TPPI, jelas Jokowi, pengolahan premium dalam negeri dapat mengurangi impor premium 20 persen atau 61.000 barel per hari. Bila harga gasoline USD60 per barel, penghematan devisa mencapai USD2,1 miliar per tahun.
"Dari proses produksi yang ada di sini kita bisa hemat USD2,1 miliar setiap tahun sekali. Ini bukan angka kecil, angka yang besar sekali," kata dia.
Untuk operasi Oktober, pengadaan bahan baku TPPI dilakukan dengan mengalihkan kondensat dari kilang Pertamina. Dengan kondisi tersebut, kapasitas TPPI pada Oktober-November 2015 sebesar 70-80 persen. Pertamina sendiri merencanakan kapasitas operasi TPPI pada Desember mencapai 100 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News