Menteri Perindustrian (Menperin), Saleh Husin, mengakui hal tersebut saat mengunjungi salah satu pabrik GarudaFood di Gresik, Jawa Timur. Kunjungan kerja yang didampingi jajaran petinggi GarudaFood Group seperti Presiden Komisaris Dorodjatun Kuntjoro Jakti, Komisaris Hartono Atmadja dan CEO Hardianto Atmadja, Saleh mengungkapkan, kunjungannya ini dalam rangka mengawal dan memastikan bahwa industri prioritas nasional terus berkembang ke arah yang lebih baik.
"Sekaligus diharapkan dapat mengetahui berbagai kebutuhan dan kendala riil yang dihadapi sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah untuk mengambil kebijakan," kata Saleh, dalam keterangan tertulisnya, Gresik, Jumat (27/3/2015).
Sementara itu, CEO GarudaFood Group, Hardianto Atmadja, mengatakan pihaknya akan terus mendukung eksistensi industri ini di Indonesia. Sebagai salah satu sentra produksi biskuit dengan merek Gery, GarudaFood berkomitmen untuk mematuhi segala bentuk peraturan pemerintah yang berlaku untuk industri makanan minuman di Indonesia.
"Salah satunya dibuktikan dengan diperolehnya sertifikasi ISO 9001 mengenai Sistem Manajemen Mutu dan ISO 22.000 mengenai Sistem Manajemen Keamanan Pangan. Pabrik ini juga telah mengantongi Sertifikat SNI Biskuit yakni SNI 2973; 2011 yang berlaku untuk produk crackers, cookies, dan wafer. Standar ini menetapkan istilah dan definisi, syarat mutu, pengambilan contoh, dan cara uji biskuit," papar dia.
Ia menjelaskan, dengan diperolehnya SNI Biskuit ini, maka penggunaan bahan baku biskuit dan bahan tambahan pangan yang diizinkan untuk biskuit, syarat mutu, cara memproduksi produk yang higienis termasuk cara penyiapan hingga penanganannya telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku tentang Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik.
Selain itu, produk GarudaFood juga telah mendapat sertifikasi Halal dari Lembaga Pengkajian Pangan Obat-Obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPOM MUI), yang menyatakan bahwa kehalalan produk tersebut telah sesuai dengan syarikat Islam. Sertifikasi ini menjadi fokus manajemen untuk menjawab kebutuhan konsumen Indonesia yang sebagian besar mayoritas beragama Muslim.
Seperti diketahui, pabrik biskuit GarudaFood yang ada di Gresik ini menyerap 4.260 tenaga kerja. Pada 2015, GarudaFood menyuntikkan dana sebesar Rp250 miliar untuk berinvestasi di bisnis biskuit dan menetapkan target pertumbuhan omzet sebesar 16 persen.
"Meskipun dihadapi tantangan pelemahan rupiah, bisnis industri makanan minuman di Indonesia pada kuartal I tahun ini tetap tumbuh sebesar enam persen," jelas Hardianto.
Hingga saat ini, GarudaFood telah memiliki berbagai kategori, antara lain merek Garuda untuk kategori kacang, Okky untuk kategori minuman berbasis jelly, Mountea untuk kategori minuman berbasis teh dan Chocolatos untuk kategori wafer stick premium. Pada kategori biskuit, GarudaFood Group juga memiliki Gery dan makanan ringan dengan merek Leo. Untuk pasar global, GarudaFood Group memfokuskan bisnisnya di Negara ASEAN dan India yang merupakan bagian dari rencana jangka panjang untuk menjadi pemain Regional.
"GarudaFood juga bekerja sama dengan Suntory Beverage & Food di bidang bisnis minuman non-alcohol sejak 2011 silam dan mendirikan perusahaan joint venture dengan nama Suntory Garuda Beverage, yang telah sukses meluncurkan minuman Mirai Ocha dan Mytea di kategori minuman teh dalam kemasan botol," pungkas Hardianto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News