Tumpukan gula rafinasi di sebuah gudang. FOTO ANTARA/Yusran Uccang
Tumpukan gula rafinasi di sebuah gudang. FOTO ANTARA/Yusran Uccang

Kendala Lahan, Swasembada Gula Bakal Mundur

Husen Miftahudin • 08 April 2015 16:35
medcom.id, Sukabumi: Pemerintah terus menggenjot swasembada pertanian agar dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri, baik untuk konsumsi masyarakat maupun industri. Salah satunya adalah swasembada gula yang ditargetkan oleh pemerintah akan terealisasi pada pertengahan 2015 ini.
 
Namun pada kenyataannya, produksi gula di Indonesia hingga kini masih sangat rendah. Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengatakan, produksi Indonesia hanya mampu penuhi kebutuhan Gula Kristal Putih (GKP) untuk konsumsi sebesar 2,7 juta ton. Padahal, kebutuhan akan gula tak hanya untuk konsumsi, melainkan juga untuk industri, di mana total kebutuhan gula nasional tersebut mencapai lima hingga 5,7 juta ton.
 
"Tingkat kebutuhan gula secara nasional kan 5-5,7 juta ton per tahun. Sementara kita baru bisa produksi sebesar 2,8 juta ton (per tahun). Maka itu kita mengimpor bahan baku raw sugar (gula mentah)," kata Saleh, ditemui usai meresmikan pabrik PT Asahi Indofood Beverage Makmur (AIBM), Cicurug, Sukabumi, Rabu (8/4/2015).

Maka itu, pemerintah akan terus mengimpor gula untuk kebutuhan industri, agar industri makanan dan minuman (mamin) tetap beroperasi. Saleh mengakui, produksi raw sugar sebagai bahan untuk memproduksi gula rafinasi untuk industri sulit direalisasikan. Pasalnya, sebut dia, produksi raw sugar membutuhkan lahan yang ekonomis dengan minimal 10 ribu hektare dalam satu hamparan.
 
"Kita secara bertahap mengurangi impor, tapi untuk raw sugar itu harus ada kebun yang luas. Namun untuk mendapatkan lahan yang luas dan ekonomis itu bukan perkara mudah. Hal ini membuat bank tidak mau memberi pinjaman. Itu yang menjadi kendala," papar dia.
 
Saleh mengungkapkan, realisasi investasi yang paling tinggi untuk saat ini adalah untuk industri makanan dan minuman (mamin). Adapun dari pertumbuhan sebesar 7,9 persen pada tahun lalu, ia memprediksi akan meningkat cukup tajam pada tahun ini.
 
"Memang yang paling tinggi realisasinya adalah industri mamin. Kalau 2014 sekitar 7,9 persen dan memang pada tahun ini ada grafik yang cukup meningkat tajam," imbuh dia.
 
Kondisi ini sebenarnya menjadi kabar baik bagi pemerintah, pasalnya, investasi mamin akan semakin deras ke republik ini. Namun sayangnya, hal tersebut tak didukung oleh produksi gula yang hingga kini masih melempem. Jika begitu, sulit bagi Indonesia untuk merealisasikan target swasembada gula pada pertengahan tahun ini. Kendala yang paling utama adalah keterbatasan lahan dan sulitnya mendapatkan lahan yang ekonomis.
 
"Kalau memang harus realistis, lahan kita yang ekonomis masih terbatas," pungkas Saleh.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan