"Iya target kita ada keseimbangan. Kesesuaian jadi tingkat deposito supaya lebih bersaing dengan negara sekitar kita," ujar JK, di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa, 2 Januari 2018.
Dana nasabah yang mengendap tersebut dapat diputar untuk instrumen investasi di sektor riil atau investasi fisik. Misalnya pembangunan pabrik maupun smelter yang bersifat padat karya sehingga dapat mendorong pertumbuhan sektor riil.
"Kalau kita ketinggian punya bunga nanti kita tidak efesien, nanti butuh waktu. Investasi riil bukan hanya investasi di pasar modal. Bukan hanya pasar uang tapi riil dalam bentuk fisik," tutur dia.
Selain itu, penurunan deposito perbankan juga berimbas kepada instrumen investasi di pasar modal. Dalam artian, investor akan mempertimbangkan investasi di pasar modal lantaran menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi ketimbang menaruh uang di deposito.
"Dari pada deposito hanya dapat lima sampai enam persen ya lebih baik beli saham bisa dapat 10 persen. Itu imbas daripada itu," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News