"Riau sudah waktunya menerapkan sistem e-commerce karena Riau miliki penduduk usia muda yang besar dan rata-rata sudah paham dengan penggunaan gawai," kata Kepala Bank Indonesia Provinsi Riau Siti Astiyah, di Pekanbaru, seperti dikutip dari Antara, Selasa 31 Oktober 2017.
Siti menyatakan walau kondisi perdagangan elektronik dinilai sebagian kalangan itu di wilayah lain telah berdampak bagi bisnis ritel namun berbeda dengan Riau yang justru menjadi pangsa besar. Karena jumlah penduduk usia muda yang besar ini Provinsi penghasil Crude Palm Oil (CPO) terbesar di Indonesia itu bisa jadi potensi pasar perdagangan dengan sistem elektronik.
Sehingga ini akan membawa dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi setempat. Sebab, ia menilai, sekarang ini di Riau mulai terjadi pengalihan sistem perdagangan dari yang konvensional ke elektronik.
"Ini yang namanya digital ekonomi dan mau tidak mau harus di respons sebab e-commerce akan berkembang," tuturnya.
Walau diakuinya Riau saat ini masih dalam posisi minim sistem perdagangan elektronik lantaran terbukti dengan jumlah uang beredar masih lebih besar ketimbang non tunai atau e- money. Makanya BI Riau selalu mendorong sistem penggunaan nontunai karena akan lebih efisien, meski akan butuh persaingan yang lebih ketat dikalangan ritel dan e-commerce.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News