"Kebutuhan uang untuk kembalian Rp8 miliar per hari. Itu uang receh yang kami butuhkan di semua ruas tol," kata Vice President Operation Management Jasa Marga, Raddy R Lukman di Galeri Nasional, Jakarta Pusat, Senin 30 Oktober 2017.
Dirinya menambahkan, dengan adanya transaksi nontunai maka kebutuhan uang sebesar itu dapat dihilangkan. Selain itu faktor keamanan dari uang itu bisa lebih terjaga dengan ketiadaan transaksi tunai di jalan tol.
Di sisi lain, Jasa Marga juga mengurangi biaya operasional dengan ketidakharusan menyetorkan uangnya ke bank lagi. Apalagi selama ini Jasa Marga juga harus bekerja sama dengan bank untuk menyediakan uang receh untuk kembalian masyarakat.
Sementara bagi pengguna jalan tol, kewajiban transaksi nontunai juga mempercepat waktu antrean di gerbang tol. Jika sebelumnya dibutuhkan waktu kira-kira delapan detik, maka dengan nontunai maka masyarakat hanya perlu tiga detik untuk transaksi di gerbang tol.
"Bagi pengguna jalan, manfaat utamanya adalah ada transparansi transaksi, data pembayaran tercatat semua, lalu lintas dari sisi kecepatan mampu kurangi antrean di pintu tol dan kapasitas meningkat," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News