Direktur Transformasi dan Portfolio Strategis PT Angkasa Pura II Armand Hermawan menyampaikan dalam rangka mempercepat rencana itu, Angkasa Pura II akan menggunakan skema kemitraan strategis (strategic partnership). Melalui kemitraan strategis, lanjut dia, pengembangan Kualanamu dapat dipercepat sehingga mampu mengakomodir pertumbuhan industri.
"Saat ini terdapat 19 korporasi yang telah menyatakan minat untuk bisa menjadi mitra investor strategis, yaitu berasal dari negara di kawasan ASEAN, Eropa, dan Asia Timur," kata Armand dikutip dari Antara, Minggu, 15 Desember 2019.
Melalui skema kemitraan strategis itu, ia menjelaskan, nantinya Angkasa Pura II dan mitra investor strategis akan bergabung di dalam joint venture company (JVCo) yakni PT Angkasa Pura Aviasi untuk mengelola dan mengembangkan Kualanamu.
"Konsep yang dikembangkan dalam kerja sama strategis ini dikenal dengan 3E, yakni Expansion the traffic, Expertise sharing, dan Equity partnership," katanya.
Ia mengemukakan pihaknya akan menerbitkan dokumen "Request for Proposal" (RfP) kepada korporasi-korporasi yang berminat itu.
"Dokumen RfP akan diterbitkan kepada calon investor pada akhir Januari 2020. Di dalam RfP tersebut terdapat struktur transaksi kerja sama yang akan dijalankan oleh PT Angkasa Pura II dan mitra strategis," katanya.
Armand Hermawan mengatakan seluruh proses pemilihan mitra investor strategis ini ditargetkan tuntas pada pertengahan tahun dan pada Juli 2020 diharapkan sudah dilakukan penandatanganan kerja sama.
"Yang jelas mitra investor strategis harus memiliki kemampuan dan pengalaman global di sektor kebandaraan, termasuk aspek operasional dan bisnis, mampu menaikkan lalu lintas penumpang dan penerbangan, serta secara finansial bisa memberikan pendanaan dalam jangka waktu panjang," katanya.
Saat ini, dipaparkan, kapasitas terminal penumpang di Kualanamu adalah delapan juta penumpang per tahun, di mana perkembangan selanjutnya, kapasitas terminal penumpang ditargetkan akan dapat menampung pergerakan penumpang mencapai 17 juta penumpang di 2024.
Nantinya, terminal penumpang pesawat di Kualanamu juga dikembangkan hingga berkapasitas 22 juta penumpang per tahun di 2030. Area pergudangan kargo juga diperluas dari 13 ribu meter persegi menjadi 27.318 meter persegi.
Pengembangan Bandara Internasional Kualanamu difokuskan pada peningkatan konektivitas internasional khususnya di kawasan ASEAN, Asia Selatan, Tiongkok, dan Timur Tengah, selain tentunya juga memperkuat konektivitas domestik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News