Pengamat ekonomi Indef Enny Sri Hartati. Foto: Medcom.id/Suci Sedya Utami
Pengamat ekonomi Indef Enny Sri Hartati. Foto: Medcom.id/Suci Sedya Utami

Indef Sebut Pemilihan Menteri Tentukan Nasib Ekonomi RI

Suci Sedya Utami • 22 Oktober 2019 12:44
Jakarta: Ekonomi Indonesia diambang ketidakpastian. Kendati secara pertumbuhan berada di atas negara lain, namun bukan berarti bisa terbebas dari segala tekanan. Apalagi, tantangan ekonomi Indonesia ke depan bukan hanya berasal dari faktor eksternal saja melainkan juga datang dari dalam negeri.
 
Pengamat ekonomi Indef Enny Sri Hartati membenarkan tantangan ekonomi Indonesia ke depan bukan hanya berasal dari eksternal. Namun ada tantangan untuk membenahi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan dalam lima tahun pemerintah sebelumnya. Dengan adanya pekerjaan rumah tersebut maka tantangan ekonomi Indonesia makin bertambah.
 
Enny beranggapan pemilihan menteri dalam Kabinet Kerja yang baru akan menjadi kunci untuk Indonesia menghadapi tantangan ekonomi. Tidak hanya pemilihan menteri ekonomi, lanjutnya, namun menteri non-ekonomi pun harus cermat sebab ikut berpengaruh pada pembenahan ekonomi Indonesia.

Dirinya menjelaskan belum maksimalnya laju ekonomi Indonesia sebenarnya bisa dilihat dari ketidakseimbangan yang terus menerus terjadi dan menimbulkan kejutan. Hal ini tercermin dari mulai menurunnya permintaan konsumen sehingga mengganggu siklus produksi dan ujungnya pada pelemahan ekonomi.
 
"Oleh karenanya dibutuhkan respons kebijakan dalam negeri yang bisa mentransformasikan ekonomi," kata Enny, dalam sebuah diskusi, bertajuk 'Mencermati Kabinet Jokowi Jilid II', di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa, 22 Oktober 2019.
 
Transformasi tersebut, tambah Enny, salah satunya yakni dengan menghasilkan Sumber Daya Manusia  (SDM) yang berkualitas. Hal ini sebetulnya menjadi komitmen Pemerintahan Presiden Joko Widodo sejak periode sebelumnya. Enny pun paham, SDM merupakan investasi jangka panjang.
 
Di sisi lain, SDM merupakan salah satu komponen yang dibutuhkan untuk menarik investasi. Sebab banyak investor mempertimbangkan kualitas SDM di suatu negara apabila ingin berinvestasi di negara tersebut. Adapun investasi biasanya menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi.
 
Enny menggarisbawahi kualitas SDM bukan hanya dihitung dari bagaimana orang tersebut diberikan pelatihan-pelatihan untuk mengasah keterampilan. Namun juga dilihat dari sisi kesehatan fisik. Masalahnya, kata Enny, dalam indikator global competitiveness, kesehatan di Indonesia berada di peringkat ke 96.
 
Hal ini ditenggarai oleh masih banyaknya masyarakat yang terkena gizi buruk atau stunting. Dia bilang apabila seseorang terkena stunting, sebesar apapun usaha untuk memperbaiki tetap tidak bisa dan akan menjadi beban seumur hidup. Oleh karena itu pemilihan menteri kesehatan juga akan memengaruhi.
 
"Komitmen untuk mengurangi stunting itu akan bisa direalisasikan dengan dilihat dari bagaimana pemilihan postur menterinya," pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan