Mengutip laporan keuangan perseroan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (4/4/2016), meski laba mengalami penurunan di akhir 2015, porsi pendapatan Intiland meningkat 20,4 persen menjadi Rp2,2 triliun dari posisi Rp1,83 triliun di 2014.
Pendapatan usaha perseroan banyak didapatkan dari proyek-proyek mixed-use & high rise sebesar Rp1,08 triliun atau 49 persen dari keseluruhan, kawasan perumahan menyumbang kontribusi Rp701 miliar atau 32 persen, kawasan industri berkontribusi Rp192,3 miliar atau 8,7 persen, dan segmen properti investasi yang antara lain berasal dari penyewaan gedung perkantoran, pergudangan, golf dan sarana olahraga mencapai Rp226,6 miliar atau 10,3 persen.
Beban pokok penjualan dan beban langsung emiten dengan kode DILD meningkat jadi Rp1,15 triliun, bila dibanding posisi 2014 sebesar Rp834,69 miliar. Beban usaha penjualan sebesar Rp122,10 miliar, beban usaha umum dan administrasi sebesar Rp350,14 miliar, dan beban usaha pajak final sebesar Rp113,42 miliar. Alhasil jumlah beban usaha sebesar Rp585,66 miliar.
Hingga akhir 2015, jumlah aset perseroan meningkat jadi Rp10,28 triliun, dari porsi aset sebesar Rp9 triliun per akhir 2014. Adapun posisi liabilitas dan ekuitas masing-masing menjadi Rp5,51 triliun dan Rp4,77 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News