Sedangkan untuk kuartal III-2015, kredit Danamon juga mengalami penurunan sebesar dua persen dibandingkan kuartal sebelumnya dari Rp136,3 triliun menjadi Rp133,6 triliun.
"Penurunan kredit di segmen mass market, terutama pada segmen usaha mikro dan pembiayaan automotif," ujar Direktur Danamon Vera Eve Lim di Menara Danamon, Jalan Dr. Satrio Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (26/10/2015).
Kredit kepada usaha mikro melalui Danamon Simpan Pinjam (DSP) turun 18 persen dari Rp19,6 triliun pada tahun lalu menjadi Rp16,1 triliun.
"Pembiayaan kendaraan dan barang konsumen melalui Adira Finance turun tujuh persen mejadi Rp47,6 triliun dibanding Rp51,1 triliun pada periode yang sama tahun lalu," sambung dia.
Meskipun demikian, kredit pada segmen UKM tetap tumbuh tujuh persen menjadi Rp22,6 triliun dari Rp20,1 triliun. Kredit segmen komersial juga tumbuh lima persen menjadi Rp16,2 triliun dan kredit segmen korporat yang juga tumbuh lima persen menjadi Rp18,3 triliun.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan) Danamon berada pada level tiga persen. Serta rasio kredit terhadap total pendanaan (Loan to Funding Ratio) berada pada posisi 91,1 persen dibandingkan posisi yang sama periode sebelumnya sebesar 91,3 persen.
"Angka ini (NPL) masih di bawah batas maksimum regulator yaitu lima persen. LFR Danamon juga masih di bawah batas yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu 94 persen," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News