"Memang industri makanan dan minuman menjadi prioritas karena growth-nya tinggi, sembilan persen (untuk 2019). Sehingga industri ini harus diberikan dukungan," ujar Jokowi di pabrik Mayora, Jalan Raya Serang KM 12,5, Cikupa, Kabupaten Tangerang, Senin, 18 Februari 2019.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga telah melakukan deregulasi dan penyederhanaan perizinan untuk menarik lebih banyak investasi yang masuk ke Indonesia. Kemudahan perizinan utamanya diberikan untuk investasi yang berorientasi ekspor dan produk subtitusi impor.
"Karena memang kuncinya di situ, untuk memperbaiki neraca perdagangan kita, memperbaiki neraca transaksi kita. Hanya memang nanti misalnya ada hal-hal yang enggak baik perlu dikoreksi, tapi yang paling penting kecepatan ekspor harus didorong," tegasnya.
Di lain hal, Jokowi meminta perusahaan lokal menjajah pasar negara-negara lain melalui produk-produk yang dihasilkan. Caranya, dengan meningkatkan investasi dan ekspor.
"Investasi dan ekspor harus besar. Kalau ini dilakukan, maka ekonomi kita juga akan besar," pungkas Jokowi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor RI secara kumulatif (Januari-Desember) 2018 tercatat sebanyak USD180,06 miliar atau naik 6,65 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun ekspor makanan secara kumulatif di 2018 tercatat sebesar USD31,27 miliar atau turun 6,13 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara, ekspor minuman secara kumulatif 2018 naik 3,50 persen menjadi USD126,82 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News