medcom.id, Jakarta: Pemerintah telah membatalkan pembangunan Pelabuhan Cilamaya, Karawang. Pembatalan ini disebabkan oleh adanya pipa minyak dan gas bumi (migas) milik anak usaha PT Pertamina (Persero), Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ), yang jika dipaksakan pembangunannya, maka Jakarta dan sekitarnya diprediksi tak akan bisa menikmati listrik.
Pemerintah sebenarnya telah menggembar-gemborkan pembangunan pelabuhan yang dinilai bakal mengurangi biaya distribusi logistik ini sejak 2011 lalu dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) era Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY). Rencana tersebut akhirnya disetujui Pertamina pada Juni 2014 lalu hingga akhirnya kini pembangunan Pelabuhan Cilamaya batal dilaksanakan.
Melihat kondisi tersebut, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B Sukamdani mengaku kecewa terhadap ketidakkonsistenan pemerintah. Menurut dia, seharusnya pemerintah sudah menetapkan pembangunan pelabuhan sejak awal kajian dilaksanakan.
"Versi pemerintah yang pro untuk dipindahkan akan mengganggu kegiatan Pertamina. Menurut saya ini aneh saja, pembicaraannya baru sekarang sedangkan ini proyeknya sudah sekian tahun. Kenapa tidak dari awal," ungkap Hariyadi, saat ditemui di kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jalan MI Ridwan Rais No 5, Jakarta Pusat, Senin (13/4/2015).
Ia melanjutkan, pemerintah harusnya konsisten terhadap pembangunan infrastruktur, apalagi terkait dengan poin penting dalam menarik investasi. Jika dari awal tempat pembangunan tersebut banyak mendapat tentangan dan sulit untuk diwujudkan, maka harusnya pemerintah tidak menggembar-gemborkan Cilamaya kepada para investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia.
"Kalau memang dari awal sudah bermasalah, dari dulu jangan ngomong Cilamaya. Ini kan istilahnya ganti pemerintahan ganti policy. Jadi menurut kami, konsistensi dan keseriusan pemerintah ini harus tidak seperti ini. Bisa dibayangkan kalau ini berubah lagi," papar dia.
Hariyadi menyebut, hal ini jelas berpengaruh pada investasi yang ada di Indonesia. Pasalnya, Pelabuhan Cilamaya yang akan dibangun merupakan andalan pemerintah untuk menarik para investor. Selain itu, pembatalan ini juga akan berpengaruh terhadap waktu dan biaya untuk mengerjakan pembangunan pelabuhan yang dipindah menjadi ke sebelah timur dari lokasi pipa migas di Cilamaya.
"Otomatis pasti berpengaruh, karena akan membicarakan dari ulang lagi. Akan bikin studi lagi dan mindahin tempat ini akan butuh waktu lagi," tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di