Ilustrasi smelter. Reuters/Yusuf Ahmad
Ilustrasi smelter. Reuters/Yusuf Ahmad

Cegah Inefisiensi, Jadwal Smelter Disesuaikan dengan Produksi Konsentrat Nasional

Gabriela Jessica Restiana Sihite • 24 Maret 2015 09:58
medcom.id, Jakarta: Target pembangunan smelter nasional akan dijadwalkan ulang oleh pemerintah untuk disesuaikan dengan produksi konsentrat nasional. Jika semua smelter selesai sesuai target, diperkirakan akan terjadi idle yang berdampak pada ketidakefisienan smelter.
 
Pada 2017, jumlah produksi konsentrat PT Freeport Indonesia akan mengalami penurunan lantaran Grasberg Mine Open Pit akan selesai beroperasi secara penuh. Sedangkan tambang bawah tanah Freeport baru akan berproduksi mulai 2017, meski belum berproduksi normal.
 
Ketua Tim Nasional Pengembangan Percepatan Pembangunan Smelter Said Didu mengatakan produksi puncak (peak production) dari keseluruhan perusahaan tambang, khususnya Freeport baru akan terjadi pada 2025, yakni mencapai 4,5 juta ton konsentrat.

"Saya perkirakan (smelter) masih akan menganggur 3 tahun (dari target selesai di 2017) sampai 2021 baru terpakai 3 juta ton (dari keseluruhan konsentrat tembaga nasional)," kata Said di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, seperti dikutip Selasa (24/3/2015).
 
Padahal, smelter yang dibangun Freeport di Gresik memiliki kapasitas 2 juta ton dan ditargetkan selesai pada 2017. Begitu pun dengan smelter di Papua yang ditargetkan selesai 2020 akan menampung 900 ribu ton konsentrat. Dengan demikian, smelter nasional sebelum 2021 akan berkapasitas 4,1 juta ton. Sementara produksi konsentrat pada tahun itu diperkiraan pemerintah tidak sampai 3 juta ton.
 
"Kalau kita bangun smelter dengan total kapasitas 4,5 juta ton sekarang atau 2017 maka dia menganggur sampai 2025. Maka jadwalnya harus disesuaikan agar tidak menjadi beban di negara ini. Perusahaan rugi, kita tidak akan dapat pajak yang baik," ucap Said.
 
Kendati demikian, Said menyatakan Freeport harus tetap menyelesaikan pembangunan smelternya di Gresik. Namun, untuk pembangunan smelter di Papua, pemerintah menyerahkan sepenuhnya kepada Pemda Papua.
 
"Dia (Freeport) harus serius, jangan berharap ada ruang lagi untuk melakukan lobi-lobi menghambat pembangunan. Papua kita bebaskan kapan dia akan membangun. Kapan saja, tidak berarti dia menunggu 2021," ujarnya.
 
Terkait kerja sama pembangunan smelter, Said Didu menuturkan PT Newmont Nusa Tenggara akan ikut bekerja sama dengan Freeport. Namun, pembagian saham ataupun nilai investasi di antara kedua perusahaan tambang itu belum mencapai kesepakatan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WID)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan