Sebelumnya, kala memberikan sambutan, Lutfi nampak luwes mengeluarkan kalimat-kalimat yang dibumbui sedikit guyonan. Satu pesannya, menteri perdagangan harus menjadi wasit yang baik. Bagian prosesi ini pun berjalan sukses dan lancar.
Selang beberapa menit, tibalah giliran menteri perdagangan baru memberikan sambutan. Sekilas, raut wajah nampak sedikit tegang. Setelah mengambil posisi sempurna, mengumpulkan energi, keluarlah kalimat demi kalimat.
"Pada hari ini saya bersama Pak Lutfi melakukan serah terima tanggung jawab di Departemen Perdagangan," ujar Gobel.
Namun, dia buru-buru meralatnya. "Kementerian Perdagangan," katanya membenarkan. "Enggak apa-apa lah baru-baru salah mulu, agak grogi ini," ucapnya, disambut tawa pengunjung acara.
Dalam tempo yang cepat, pria kelahiran Jakarta, 3 September 1962 ini mulai menguasai panggung. Dia mengungkapkan amanat dari Presiden Joko Widodo bahwa kepentingan rakyat harus dipikirkan. Penjabarannya melalui pengamanan pasar domestik dengan semangat mengurangi produk impor. Apalagi Indonesia bersiap menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
"Tentu ini bukanlah pekerjaan yang gampang," katanya.
Tugas pokok kedua ialah meningkatkan ekspor. Sebagaimana diketahui, Kemendag mengoreksi ke bawah target ekspor di 2014 dari USD190 miliar menjadi USD184,3 miliar. Bahkan, Gobel menetapkan target yang bombastis.
Ekspor Indonesia bisa meningkat tiga kali lipat dalam lima tahun mendatang. Caranya, mendorong industrialisasi dalam negeri melalui penciptaan produk-produk bernilai tambah. Ditambah, pemetaan daya saing dan wilayah potensial yang tepat untuk ekspansi ekspor.
Oleh karenanya, harus tercipta sinergi yang apik lintas kementerian. Seperti dengan Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Pun, koordinasi yang baik mesti dilakukan dengan dunia usaha melalui Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
Gobel menegaskan, dua hal tersebut menjadi poin utama yang harus dikerjakan dalam waktu dekat. Di sisi lain, bagaiamana mempersiapkan diri jelang pertemuan APEC, G20, dan menghadapi MEA 2015.
"Ini juga merupakan sesuatu pekerjaan yang cukup besar," tuturnya.
Sementara dalam waktu dekat, tugas yang tidak kalah penting ialah menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru. Apalagi, ada wacana penaikan harga BBM bersubsidi pada November 2014. Itu berarti kenaikan harga bisa semakin tinggi.
Sudah barang tentu ini menjadi tugas yang sama sekali baru baginya. Sebab, selama ini dia lebih banyak berurusan dengan industri elektronika. Beberapa tahun setelah menamatkan pendidikan di Chuo University, Tokyo, Jepang, ia menempati posisi Asisten Presiden Direktur di PT. National Gobel (sekarang PT Panasonic Manafacturing Indonesia). Sebelum mengemban tugas kenegaaraan ia juga menjabat Komisaris Utama PT Panasonic Gobel Indonesia.
"Sekarang bulan ke-10, nanti bulan 11 dan bulan 12 kita akan menghadapi Natal dan Tahun Baru, jadi bagaimana menjaga stabilitas pangan," tuturnya.
Lebih jauh, terkait ketahanan pangan, Gobel mempunyai visi besar yakni menumbuhkan industri pangan. Idenya berangkat dari produk pertanian yang paska panen nilai jualnya justru anjlok. Oleh karenanya perlu sinergi yang apik antara pemangku kepentingan untuk membangun industri pengolahan. Dengan begitu, produk bisa lebih tahan lama dan mempunyai nilai tambah.
Guna menyelesaikan pekerjaan penting dari rencana kerja Kemendag, Gobel yang tidak sreg dipanggil Pak Menteri, mengajak seluruh jajaran di Kemendag untuk bekerja keras. Efisensi adalah kuncinya sebab lima tahun bukanlah waktu yang panjang untuk mengimplementasikan visi misi Presiden Jokowi. Namun, bukan berarti harus bekerja 28 jam sehari.
"Kalau kata Presiden ini Kabinet Kerja. Jadi kerja, kerja, kerja, itu artinya bicaranya sedikit kerjanya banyak," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News