Pedagang menjajakan daging sapi. Foto Antara/Irwansyah Putra
Pedagang menjajakan daging sapi. Foto Antara/Irwansyah Putra

KIBIF Genjot Konsumsi Daging Beku Warga Jakarta

Husen Miftahudin • 20 Juni 2016 04:21
medcom.id, Jakarta: Direktur Pemasaran PT Estika Tata Tiara Wiryo Subagyo mengakui kebutuhan konsumsi daging sapi warga Jakarta terus meningkat tiap tahunnya. Bahkan pada tahun lalu, kebutuhan daging sapi wilayah Jakarta mencapai 640 ribu ton.
 
Jumlah kebutuhan untuk Ibu Kota RI tersebut dipasok dari daging lokal dan impor. Khusus pasokan impor, sebanyak 40 persen merupakan daging beku. Sementara sisanya atau sekitar 60 persen diantaranya adalah sapi hidup.
 
Menurut Wiryo, konsumsi daging sapi beku untuk warga Jakarta hanya 15 persen dari total kebutuhan selama 2015. Sementara sisanya, warga Jakarta memilih untuk mengonsumsi daging sapi segar.

"Maka itu, kami akan menggenjot konsumsi dengan menjual daging sapi beku. Kami mendukung kebijakan pemerintah untuk menjual daging sapi beku seharga Rp80 ribu per kilogram (kg)," ujar Wiryo dalam keterangan tertulis, Jakarta, Minggu (19/6/2016).
 
Sebagai Distributor daging dan produk olahan sapi KIBIF, PT Estika Tata Tiara menggandeng Komite Daging Sapi Jakarta Raya untuk menjual daging sapi beku sebesar Rp80 ribu per kilogram (kg) dalam acara Car Free Day (CFD).
 
Wiryo mengaku, kebijakan tersebut dilakukan untuk menekan harga daging sapi di wilayah Jakarta. Ini mengingat harga daging sapi di Jakarta masih dalam kondisi mahal dengan kisaran harga Rp120 ribu hingga Rp140 ribu per kg.
 
"KIBIF bekerja sama dengan Komite Daging Sapi Jakarta Raya menjual daging sapi halal beku untuk memenuhi permintaan masyarakat Jakarta. Sebab konsumsi daging di Jakarta adalah yang tertinggi di Indonesia," tegas dia.
 
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Trikasih Lembong menyatakan akan  mensosialisasikan konsumsi daging beku ‎melalui Program Renovasi 1.000 Pasar per tahun yang diselenggarakan Kementerian Perdagangan (Kemendag).
 
Mendag meyakini daging sapi beku jauh lebih higienis dibanding daging sapi segar. Melihat negara-negara maju seperti Jerman, Inggris, Jepang, dan Singapura lebih memilih untuk menjual daging sapi beku setelah dipotong di Rumah Pemotongan Hewan (RPH).
 
Proses pembekuan dilakukan agar bakteri perubah warna daging dari merah menjadi biru cepat mati.  Selain itu, sesuai peraturan Pemerintah Singapura, temperatur di seluruh ruang pemrosesan daging sapi, suhunya 12 derajat Celcius.
 
"Semua proses daging harus dengan cara dingin agar kualitasnya menjadi lebih baik," kata Mendag Thomas beberapa waktu lalu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan