"Komoditas ini dominan diekspor ke Swiss sebesar USD120,72 juta. Bahkan, mengalami kenaikan ekspor paling tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar USD214,54 juta," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Satriyo Wibowo, dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 25 Februari 2020.
Komoditas tertinggi kedua adalah tembaga dimurnikan berupa katoda, dengan nilai sebesar USD117,81 juta yang sebagian besar diekspor ke Tiongkok. Peringkat ketiga adalah sisa dan skrap dari logam mulia lainnya, dengan nilai sebesar USD93,73 juta, yang semuanya diekspor ke Jepang.
"Sementara penurunan ekspor terbesar terjadi pada komoditas minyak petroleum mentah, dengan nilai ekspornya mencapai USD32,88 juta. Setelah bulan sebelumnya mencapai USD68,94 juta atau turun sebesar USD36,06 juta," katanya.
Ekspor emas berkontribusi terhadap total ekspor Januari 2020 sebesar 13,04 persen. Kemudian disusul komoditas tembaga dimurnikan berupa katoda dan bagian dari katoda yang berkontribusi sebesar 6,55 persen. Lalu komoditas sisa dan skrap dari logam mulia lainnya yang berkontribusi sebesar 5,21 persen.
"Pada Januari 2020, ekspor Jatim masih didominasi sektor Industri dengan nilai ekspor mencapai USD1,62 miliar. Angka ini berkontribusi sebesar 90,50 persen dari total ekspor pada Januari 2020," ujar Satriyo.
Sementara itu, ekspor sektor pertanian berada di urutan kedua dengan nilai ekspor mencapai USD131,00 juta yang menyumbang 7,28 persen. Ekspor sektor migas mencapai USD33,98 juta yang menyumbang peranan sebesar 1,89 persen.
"Kemudian ekspor dari sektor pertambangan dan lainnya mempunyai nilai terkecil, dengan peranan 0,32 persen atau nilai ekspor mencapai USD5,84 juta," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News