Vice President Digital Banking & Financial Inclusion PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Nandan Sandaya mengatakan, perbankan hanya menyediakan 50 unit mesin isi ulang e-money di gardu tol. Alasannya karena biaya yang harus dikeluarkan cukup mahal.
"Tapi ini memang terbatas karena biayanya sangat mahal. Itu pun sebetulnya cadangan terakhir pada saat mau masuk tol tapi belum top up," kata Nandan di Galeri Nasional, Jakarta Pusat, Senin 30 Oktober 2017.
Dirinya menyarankan agar masyarakat yang hendak menggunakan layanan jalan tol bisa mempersiapkan diri. Untuk di jalan tol, isi ulang e-money bisa dilakukan di rest area sehingga masyarakat tidak kesulitan.
Selain itu, perbankan juga telah memudahkan isi ulang e-money dengan berbagai fitur yang disediakan. Selain di mesin ATM, masyarakat juga bisa melakukan isi ulang e-money hanya menggunakan smartphone tertentu.
"Di mobile dengan handphone yang ada (Near Field Communications) NFC-nya. Jadi itu yang bisa digunakan dan berfungsi sebagai reader ketika top up dari mobile atau aplikasi perbankan," jelas dia.
Selain di channel milik perbankan, dirinya menambahkan jika masyarakat juga bisa memanfaatkan layanan di toko ritel. Hal ini demi memudahkan masyarakat untuk melakukan isi ulang e-money yang dimilikinya.
"Kita kerja sama juga dengan pihak ketiga, dengan para retailer yang bisa melakukan top up. Karena retail ini bisa menjangkau pelanggan semua masyarakat, dengan jarak 100 meter itu pasti sudah ada retailer," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News