Presiden Joko Widodo saat membuka pameran Inacraft. (FOTO: dokumentasi Sekretariat Kepresidenan)
Presiden Joko Widodo saat membuka pameran Inacraft. (FOTO: dokumentasi Sekretariat Kepresidenan)

Presiden Pernah jadi Peserta Inacraft

26 April 2017 18:09
medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui dirinya pernah menjadi salah satu peserta pameran kerajinan tangan Inacraft.
 
"Saya sendiri pernah menjadi pengrajin, menjadi pengusaha dan saya pernah mengikuti Inacraft, tahunnya saya lupa tapi awal 2000-an," kata Presiden Joko Widodo di Jakarta Convention Center, seperti dikutip dari Antara, Rabu 26 April 2017.
 
Inacraft ke-19 tahun ini berlangsung pada 26-30 April 2017 dan mengikutsertakan 1.392 peserta dari Indonesia dan luar negeri. Pada tahun ini Inacraft mengambil ikon Daerah Istimewa Yogyakarta dengan konsep "Magnificent of Yogyakarta" dan tema "From Smart Village to Global Market".

"Ini pameran Inacraft sudah 19 tahun dan yang ingin masuk menjadi peserta di sini pun mengantri, banyak yang ingin masuk dan tidak terseleksi untuk menjadi peserta atau eksibitor," ungkap Presiden seusai berkeliling ke stan-stan di Inacraft.
 
Ia pun menilai bahwa setiap tahun model maupun jenis produk kerajinan di Inacraft berganti namun semuanya berasal dari dalam negeri. Jokowi mengatakan dari tahun ke tahun dari sisi desain selalu berubah, dari sisi bahan yang digunakan selalu berubah.
 
"Kalau dulu rotan campur dengan bambu, tadi saya lihat sudah bukan. Dulu eceng gondok sekarang sudah ganti lagi rumput dari lahan gambut. Kemudian ada macam-macam produk yang bahannya dari sumber daya alam Indonesia. Ini kekuatan Inacraft, artinya 'full local content', tidak ada barang impornya, semua barang dari negara kita," jelas Presiden Jokowi.
 


 
Menurut dia, total ekspor produk kerajinan dan produk industri kreatif bahkan mencapai Rp852 triliun. Presiden pun berpesan agar pelaku usaha selalu menyimak tren pasar agar dapat bersaing.
 
"Selalu namanya produsen harus melihat pasar, keinginan pasar apa, tren pasar apa. Tren itu bisa modelnya, bisa warnanya, bisa kemasannya, bisa materialnya. Saya kira keinginan pasar juga harus diikuti. Saya kira juga bisa kita mengintervensi pasar dengan model-model yang disiapkan dari produsen," ungkap Presiden.
 
Namun memang butuh waktu untuk menata fokus industri kreatif mengingat pangsa pasar industri kreatif Indonesia baru 1,4 persen dari total pasar industri kreatif global. Tidak ketinggalan Presiden juga memboyong sejumlah produk kerajinan di Inacraft.
 
"Ada beberapa (dibeli), tapi bukan saya, Ibu (Iriana)," tambah Presiden sambil tersenyum.
 
Data Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) selaku penyelenggara pameran menunjukkan peserta Inacraft 2017 terdiri atas 65,95 persen peserta mandiri atau individu; 24,5 persen peserta dari dinas pariwisata; 8,7 persen peserta dari didikan BUMN dan sisanya 6,07 persen dari luar negeri seperti Myanmar, Jepang, Pakistan, Polandia dan India.
 
Tahun ini Inacraft menargetkan kenaikan bisnis retail (eceran) hingga 10 persen hingga mencapai Rp142 miliar dan kontak dagang hingga USD12 juta dan dengan pembeli hingga 200 ribu yang berasal dari berbagai negara seperti Mesir, Jepang, Singapura, Brasil, Brunei Darussalam, buyers teristrisasi 1.000 dari 70 negara.
 
Sejumlah produk yang ditawarkan adalah batik, fashion, asesoris dan perhiasan serta produk kerajinan tangan lainnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan