"Skill workers seperti perawat bisa minimum Rp20 juta," ujarnya usai menandatangani Memorandum of Cooperation (MoC) bersama Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii di Kantor Kemnaker, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa, 25 Juni 2019.
Akan tetapi, Hanif mengakui kendala bahasa masih menjadi tantangan pekerja Indonesia di Jepang. Sehingga dari segi jumlah, tenaga kerja di Jepang masih relatif sedikit. Untuk itu Kemnaker mendorong peserta program magang, baik yang masih magang maupun yang sudah kembali untuk bekerja di Jepang.
"Yang paling berat kalau ke Jepang itu masalah bahasa. Makanya kita dorong yang magang atau alumni karena dari sisi bahasa sudah bisa, dari kondisi kerja lebih paham, dari sisi kultur masyarakat juga sudah paham, sambil kita mempersiapkan tenaga kerja baru," paparnya.
Hanif menambahkan ke depan Indonesia terus membidik kerja sama terkait tenaga kerja dengan negara lain sebagai upaya transfer pengetahuan, termasuk dengan Eropa.
"Eropa juga sedang mengalami aging population. Tapi kita belum mengetahui dinamikanya seperti apa. Yang pasti kita usahakan bisa masuk kalau terbuka pasar kerjanya," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id