"Slot tersebut digunakan untuk minta izin jadwal penerbangan," ujarnya di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa (6/1/2015).
Ia mengungkapkan, ketersediaan slot bukan izin penerbangan. Informasi itu harus disepakati pemangku kepentingan (shareholders). Menurutnya, slot ini mempertimbangkan aspek bisnis maskapai penerbangan. "Bukan aspek keselamatan," paparnya.
Sekadar informasi, Jonan menyampaikan, pihaknya saat ini sedang menyelidiki adanya kemungkinan keterlibatan orang Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam pembekuan rute penerbangan Surabaya-Singapura berkode QZ8501 milik AirAsia. Jonan mengatakan jika ada pihak tertentu, yang memberikan izin AirAsia QZ8501 untuk terbang.
"Kita lagi selidiki, tapi selama sampai sekarang yang saya, tidak pernah keluar izin dari sini (Kementerian Perhubungan)" lanjutnya.
Berdasarkan evaluasi, tambah Jonan, slot penerbangan hari Minggu yang ternyata tidak ada tersebut digunakan untuk periode 26 Oktober 2014 sampai 27 Januari 2015.
"Tapi ini IDSC ada slot konfirmasinya, harus dari slot ini diajukan izin, enggak ada izinnya. Nanti sanksinya banyak, ke semua yang terkait, siapa saja. Kita akan minta ke pihak manajemen (ATC atau bandara) untuk semua yang terlibat tidak akan bertugas di bidang-bidang operasional yang terkait keselamatan penerbangan. Kalau perlu bubar, bubarkan saja," tegas Jonan, beberapa waktu lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News