"Teks lengkap TPP ini jumlahnya cukup banyak mencapai 6.000 halaman. Tentu perlu waktu untuk mempelajarinya," ucapnya kepada media massa di sela-sela pelaksanaan ASEAN Summit yang berlangsung di Kuala Lumpur Convention Center (KLCC), sebagaimana dikutip dari Antara, Sabtu (21/11/2015).
Disebutkannya, kalau pun menggunakan 30 pakar perekonomian maka mereka masing-masing akan mempelajari sebanyak 200 halaman. Namun demikian, lanjutnya, terkait TPP, butuh waktu yang realistis sekitar tiga tahun.
Dia menyebutkan bahwa banyak ekonom melihat TPP ini sangat ambisius dan meragukan Indonesia. "Dari 12 negara yang sudah menyatakan ikut TPP terdapat Vietnam dan Peru. Mereka saja bisa melakukannya. Apakah kita kalah dengan kedua negara tersebut?" tegasnya.
Oleh karenanya, Indonesia perlu melakukan banyak perencanaan seperti apa saja peraturan yang mungkin diubah, melatih sumber daya manusia (SDM), kesiapan infrastruktur dan lainnya.
Selanjutnya, Mendag menambahkan pentingnya Indonesia memiliki perjanjian dagang (Trade Agreement) dengan Uni Eropa mengingat pasar di kawasan tersebut cukup menjanjikan.
Pasar Uni Eropa sangat penting sekali karena terdapat 400 juta orang dengan nilai perekonomiannya mencapai USD19 triliun per tahun. "Dengan kawasan ini, Indonesia meraih surplus sekitar USD7 miliar-USD10 miliar dan kita mau mengenjot menjadi lebih tinggi lagi," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News