Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.Medcom/Ilham Wibowo.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.Medcom/Ilham Wibowo.

Kesepakatan Dagang Indonesia-Eurasia Alami Kemajuan

Ilham wibowo • 14 Februari 2019 19:41
Jakarta: Kerja sama perdagangan antara Indonesia dengan negara di kawasan Eurasia kembali berlanjut. Upaya membuka peluang akses pasar ekspor itu memasuki babak baru.
 
Pernyataan itu disampaikan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita usai pertemuan bilateral dengan Menteri Integrasi dan Makroekonomi Komisi Ekonomi Eurasia (Eurasian Economi Comission/EEC) Tatyana D. Valovaya. Pertemuan ini merupakan jawaban atas pelaku bisnis Rusia yang sangat menaruh hati untuk bermitra dengan Indonesia.
 
"Pertemuan ini tindak lanjut kunjungan kami ke Rusia, saya ketemu beliau bagaimana meningkatkan hubungan ekonomi Eurasia dan Indonesia," kata Enggar di gedung Kemendag, Jakarta, Kamis, 14 Februari 2019.

Pertemuan ini juga menyepakati komitmen untuk dilanjutkan pada tahap selanjutnya terutama kepastian kesepakatan kerja sama atau memorandum of cooperation (MoC). Penandatanganan MoC Indonesia-Eurasia tesebut bakal dilakukan tahun ini dengan terlebih dahulu dilakukan forum bisnis.
 
"Tadi merupakan tandatangan kesepakatan kedua belah pihak yang menjadi payung kerja sama ekonomi perdagangan investasi dan berbagai hal lainnya, itulah pola yang disepakati oleh Eurasia," kata Enggar.
 
Eurasia yang terdiri dari Armenia, Belarusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Rusia dinilai merupakan pasar yang belum tereksplorasi penuh. Kawasan ini punya potensi yang tinggi lantaran ukuran pasarnya mencapai sekitar 184 juta jiwa dengan kelas menengah yang tumbuh cepat.
 
"Seperti yang tadi disampaikan total perdagangan kita ke Eurasia itu USD2,79 miliar. Ekspor ke Rusia besar dan ke negara Eurasia lain belum sebesar itu. Kita bisa langsung ke lima negara melalui satu proses, ini benar-benar buka pintu," ucap Enggar.
 
Enggar menambahkan, masyarakat Eurasia sangat gemar dengan produk asli Indonesia seperti makanan jadi, kopi, furniture dan tekstil. Sektor industrinya pun memasok crude palm oil (CPO) dan karet Tanah Air dalam jumlah besar.
 
"Eurasia ini tidak bisa langsung jump in bikin join visibility study, untuk FTA segala macem mereka melalui satu proseseur dan standar mereka adalah bentuknya MoC. Mereka itu kelompok negara yang punya standar, sejauh itu dasarnya bagaimana meningkatkan hubungan ekonomi ya kita ikutin, buat kita tidak ada soal," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan