Direktur Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Kementerian Pertanian (Kementan), Fini Murfiani menyebut, jumlah kekurangan antara produksi dan kebutuhan daging sapi tahun ini mencapai 233.459 ton. Sedangkan perhitungan produksi di 2016 ini diperkirakan 441.761 ton dan perkiraan kebutuhan daging sapi mencapai 675.220 ton.
"Ini dihitung berdasarkan tingkat konsumsi per kapita yakni 2,61 kg per kapita per tahun dengan jumlah penduduk 254,9 juta dalam data sensus BPS 2015," kata Fini, dalam sebuah diskusi bertema 'Siapa Bertanggung Jawab atas Melambungnya Harga Daging', di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat (29/7/2016).
Dari data perkiraan kebutuhan daging secara keseluruhan, kebutuhan daging Agustus-Desember diperkirakan mencapai 279.237 ton. Artinya jika dihitung dari perkiraan, dalam tujuh bulan ini, kebutuhan daging sapi mencapai 395,983 ton. Sementara perkiraan produksi daging sapi dalam negeri Agustus-Desember sebesar 182.671 ton.
"Artinya ada kekurangan sebesar 96.566 ton," ucap dia.
Untuk menutup kekurangan tersebut, tahun ini pemerintah menghitung untuk mengimpor indukan sapi Brahman Cross (BX) 10 paket total sebanyak 25.000 ekor. Pada minggu keempat Juli, sudah ditandatangani kontrak dua paket masing-masing sebesar 2.825 ekor dan 1.700 ekor.
Berdasarkan data Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan, impor sapi bakalan tahun ini sebesar 600.000 ekor yang mana dibagi dalam empat tahap yakni, realisasi triwulan pertama sebanyak 200.000 ekor, realisasi triwulan kedua sebanyak 150.000 ekor, rencana triwulan ketiga sebanyak 150.000 ekor, dan rencana triwulan empat 1000.000 ekor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News