Kepala Balitbangtan Muhammad Syakir mengatakan, teknologi dengan sistem penanaman Jarwo Super dapat meningkatkan produktivitas secara signifikan dari rata-rata nasional 5,5 ton per hektare (ha), menjadi sekitar 12 ton per ha gabah kering giling (GKG) atau setara dengan 14 ton gabah kering panen (GKP).
"Kita buat gelar kurang lebih 100 ha Jarwo Super, target produkisnya sekitar 12 ton per ha," ujar Syakir, di Kantor Pusat Balitbangtan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (7/6/2016).
Selain Jarwo Super, Balitbangtan akan meluncurkan gelar teknologi jagung tongkol 2 profilik. Menurutnya, saat ini banyak jagung bertongkol 2, namun bentuknya kecil.
"Ini tongkol 2 dan pertama di Indonesia, Kenapa? Itu dalam upaya Kementan swasembada jagung di tengah keterbatasan sumber daya lahan, maka inovasi harus berperan. Dilakukan rekayasa genetik, peneliti Badan Litbang alhamdulilah, menghasilkan jagung hibrida prolifik yang tongkol 2," paparnya.
Selanjutnya, Balitbangtan akan mendorong bagaimana supaya terjadi diversifikasi pangan dalam mengurangi ketergantungan terhadap sumber karbohidrat berbasis beras. Selain itu, melalui pameran ini akan ditunjukkan keragaman hayati Indonesia yang merupakan terbesar kedua di dunia.
"Keragaman kultur kita memiliki peluang besar untuk mewujudkan swasembada pangan, swasembada karbohidrat di luar dari pada beras. Tunjukkan keragaman genetik Indonesia dan kultur peluang besar swasembada pangan dan karbohidrat luar beras," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News