"Untuk pertumbuhan kita pasca IPO sesuai dengan rencana perusahaan, kami mencanangkan pertumbuhan 20 persen," tutur Corporate Secretary Bank Artos Indonesia, Deddy Triyana, di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (12/1/2016).
Menurut dia, perseroan cukup optimistis dapat mencapai angka tersebut karena sejak tiga tahun terakhir pertumbuhan perseroan berada di atas industri rata-rata perbankan.
"Untuk sektor, karena kami fokus banyak di UMKM, untuk saat ini 70 persen adalah di UMKM dan sisanya di korporasi. Jadi tahun-tahun ke depan kami akan fokus ke sektor tersebut," ungkapnya.
Mengamati perkembangan ekonomi tahun ini, pihaknya meyakini jika perbankan adalah industri padat modal sehingga ditekankan untuk tepat bila mengembangkan perusahaan.
"Untuk itu kami melakukan IPO. Kami yakin tahun ini segala sesuatunya akan tercapai. Untuk modal inti kami, di tahun ini kurang lebih akan mencapai Rp150 miliar-Rp180 miliar. Karena mungkin ada beberapa rencana lain untuk penambahan modal, lebih banyak ke right issue bukan ke obligasi. DPK, aset, maupun kredit kita rencanankan tumbuh 20 persen dan NIM saat ini kurang lebih 5,5 persen," jelasnya.
Di sisi lain, tambah dia, perseroan belum berencana untuk membuka cabang karena belum dialokasikan dari dana IPO. Adapun dana IPO yang terkumpul akan digunakan Rp4,5 miliar untuk pengembangan sistem teknologi informasi dan sisanya untuk penyaluran kredit.
Adapun untuk pengembangan kantor cabang dalam rencana kerja jangka panjang akan dilakukan di 2018, dengan membuka satu kantor cabang pembantu di Jakarta. Artinya, untuk sementara waktu pembukaan kantor cabang tidak akan dilakukan dalam waktu dekat.
"Kenapa 2018, karena kita saat ini tengah fokus untuk mengembangkan bisnis kemitraan kita, bisnis kemitraan kita otomatis akan menggandeng network dari mitra usaha kita," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News