Dengan holding BUMN itu, PTSI optimistis kinerja perusahaan akan berjalan lebih baik dan siap menghadapi persaingan di pasar pada skala nasional dan global.
"Dengan holding ini, jelas akan membuat perusahaan di dalamnya lebih kukuh serta kuat menghadapi potensi pasar (dalam skala nasional dan global)," terang Direktur Utama PTSI Dian M Noer, di perayaaan ulang tahun ke-27 PTSI di Sentul, Bogor, pekan lalu.
Dia menjelaskan saat ini tahapan holding BUMN bidang jasa sertifikasi, inspeksi, dan pengujian itu sudah berlangsung yakni melakukan pemetaan bisnis serta sinkronisasi dari tiga perusahaan. Ketiga perusahaan itu yakni PTSI, PT Sucofindo (Persero), dan PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).
"Sampai sekarang ini memang belum ditetapkan induk holding-nya. Kalau kami sulit menjadi induk dan juga Sucofindo karena ada tantangannya, tidak 100 persen merah putih, tapi BKI iya 100 persen. Kementerian BUMN menargetkan tahapan ini rampung pada 2018," paparnya.
Menurut dia, nantinya arah bisnis holding BUMN yang juga akan menyusul holding BUMN pada bidang migas itu sangat bergantung pada induk. Meski begitu, holding memberikan banyak manfaat yang sangat besar.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengangkat Dian M Noer sebagai Direktur Utama PTSI, berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 28 Juni 2013.
Selain mengangkat Dian M Noer, RUPSLB menetapkan Tri Widodo sebagai direktur komersial 1, Darwin Abas sebagai direktur komersial 2, dan juga Rosmanidar Zulkifli sebagai direktur keuangan dan perencanaan strategis.
Menurut Dian M Noer, dengan formasi baru tersebut, direksi PTSI yakin dapat mencapai target pendapatan sebesar Rp1,2 triliun pada tahun ini atau tumbuh 21 persen dari 2017. (Media Indonesia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News