Menanggapi hal itu, PT Blue Bird berencana menaikkan tarif transportasinya mengikuti kenaikan harga BBM. Namun, Presiden Direktur Blue Bird, Purnomo Prawiro, memastikan kenaikan tarif ini tidak akan membebani pengemudi taksi.
"Khusus dengan adanya kenaikan BBM, kita pastikan pengemudi tidak rugi. Tahun lalu kita sudah kita lakukan (kenaikan tarif). Kita langsung kasih subsidi ke pengemudi. Total kerugian akan diperhitungkan oleh perusahaan," ujar Purnomo, saat konferensi pers, di Ritz Carlton Kuningan, Jakarta, Jumat (3/10/2014).
Purnomo menjelaskan, proses perhitungan subsidi ke pengemudi adalah akan dikalkulasi berapa pendapatan yang didapatkan pengemudi dalam sehari. Kemudian, begitu ada kenaikan BBM, perbedaannya akan langsung diabsort.
"Prinsipnya kita punya filosofi, ada atau tidaknya penumpang, pengemudi tetap bawa uang pulang ke rumah," jelasnya.
Dirinya memperkirakan dengan adanya kenaikan BBM dan perubahan tarif akan menyebabkan penumpang berkurang. "Mungkin penumpang akan berkurang satu sampai dua minggu. Kemudian pengemudi juga akan berat karena BBM naik. Tapi mereka tetap kita berikan subsidi. Jadi jangan sampai mereka pulang tidak bawa uang," terangnya.
Mengenai besarnya kenaikan tarif baru, perseroan belum bisa memastikan nominalnya karena menunggu kepastian dari pemerintah dan ketentuan dari organda.
"Kita sedang menunggu kepastian kenaikan harga BBM dari pemerintah. Mengenai kebijakan tarif itu dilakukan oleh organda. Bukan oleh kita. Saat ada kenaikan, organda akan menentukan rapat untuk menentukan kenaikan harga atau tidak. Itu kita belum tahu," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id