Dengan adanya PLTMG ini, PLN dapat menghemat biaya pemakaian bahan bakar hingga Rp1,5 miliar per bulan atau Rp863 per kWh.
"Sebelum ada PLTMG ini, PLN memakai BBM untuk menghasilkan listrik di Pulau Bawean. Biaya produksi dengan menggunakan BBM adalah Rp2.800 per kWh. Dalam sebulan kita bisa pakai 460 ribu liter BBM (bahan bakar minyak). Setelah ada PLTGM, PLN hemat sekitar Rp1,5 miliar per bulan, " kata Direktur Operasi Jawa Bali Sumatera PT PLN (Persero) Ngurah Adnyana dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (17/8/2014).
Adnyana menambahkan, kebutuhan gas untuk PLTMG - CNG Bawean sekitar 0,6 juta kaki kubik per hari (Million Standard Cubic Feet per Day/MMSCFD). "CNG disimpan dalam tabung skid di Gresik dan setiap empat hari akan dikapalkan menuju pulau Bawean dengan kapasitas pengapalan sebesar 2 MMSCF," ujarnya.
CNG plant merupakan usaha PLN untuk melakukan efisiensi pemakaian gas dengan cara pemampatan atau kompresi gas pada saat kebutuhan pembangkitan rendah. "Masyarakat Bawean masih mendapatkan subsidi sebesar Rp4 miliar per bulan. Tapi kita tetap melayani masyarakat Bawean karena Bawean bagian dari NKRI yang harus dilayani secara penuh," pungkas direktur yang telah menjabat sejak tahun 2009.
Sebelumnya Direktur Operasi Jawa Bali Sumatera, Ngurah Adnyana meresmikan pembangkit listrik tenaga mesin gas berbahan bakar Compres Nature Gas (PLTMG - CNG) di Pulau Bawean pada Jumat (15/8/2014) lalu. PLTGM ini memiliki kapasitas sebesar 3x1 megawatt (MW) dan akan dikembangkan hingga 5 MW. Proyek ini didesain dan dikerjakan oleh PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB), anak perusahaan PLN yang bergerak di bidang pembangkitan listrik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
