"Belum ada operasi pasar di sini. Pasar Palmerah sering dianaktirikan. Kadang di (Pasar) Kebayoran ada, di sini enggak ada," ujar seorang pembeli beras, Mar'ati (52), saat dijumpai Metrotvnews.com, di Pasar Palmerah, Jakarta Barat, Kamis (26/2/2015).
Dia pun mengeluhkan jika sebelum pemerintahan Jokowi, operasi pasar akan terus menerus digelar hingga masa panen berhenti. Namun saat ini, operasi pasar hanya dilaksanakan sesekali.
"Waktu sebelum pemerintahan sekarang, hampir setiap hari ada operasi pasar sampai masa panen datang, baru berhenti. Kalau sekarang enggak ada (jarang digelar), terakhir Desember kemarin," jelas dia.
Senada, penjual beras di Pasar Palmerah, Nurwangsa, juga menyampaikan hal yang sama. Kenaikan harga beras, menurutnya, terbilang merata di seluruh wilayah Indonesia yakni mencapai 25-30 persen dari harga beras awal Rp9.000 untuk beras jenis IR 1.
"Di sini saya jual beras dari harga Rp11.000-Rp14.500 per liter. Yang beras jenis IR 1 harganya Rp11.000 per liter," ungkap Nurwangsa.
Seperti diketahui, harga beras terus merangkak naik sejak awal Februari. Kenaikan harga tersebut diduga karena gagal panen karena banjir dan terlambat tanam.
Nurwangsa dan mar'ati pun menilai jika kunjungan Presiden Joko Widodo ke Gudang Perum Bulog untuk meresmikan penyaluran serentak beras miskin (raskin) dan operasi pasar beras 2015 sudah terlambat di saat harga beras melambung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News