Ilustrasi pedagang ayam. (FOTO: Medcom.id)
Ilustrasi pedagang ayam. (FOTO: Medcom.id)

Kementan-Peternak Konsolidasi Harga Ayam

Ade Hapsari Lestarini • 09 Maret 2019 11:28
Jakarta: Kementerian Pertanian (Kementan) dinilai cepat tanggap dalam merespons turunnya harga ayam potong di sejumlah daerah.
 
Peternak ayam di Kawasan Bogor, Jawa Barat mengapresiasi langkah Kementan dengan menggelar pertemuan dan membicarakannya secara langsung dengan para peternak.
 
"Saya kira konsolidasi antarpeternak dan Kementan sudah sering dilakukan. Nah, langkah-langkah itu mustinya diapresiasi. Walaupun untuk mencapai sasaran memang tidak gampang," kata salah satu peternak ayam broiler saat bertemu pihak Kementan, Joko Susilo, dikutip dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 9 Maret 2019.

Salah satu kendala yang ditemui di lapangan untuk menyelaraskan angka produksi dan suplai, antara lain disebabkan masing-masing peternak memiliki kapasitas produksi yang berbeda-beda. Sehingga untuk data antar pelaku (peternak) sendiri tidak tahu.
 
"Jadi begitu mereka tahu oversupply harganya jatuh," katanya.
 
Kendati demikian, Joko mengaku optimistis harga ayam akan kembali normal dalam waktu dekat. Asal semua pihak mengambil langkah positif sesuai dengan kemampuan masing-masing.
 
"Kalau lihat euforia beberapa minggu ke depan sudah kembali stabil. Apalagi umur ayam kan tidak panjang. Paling 21 hari sudah bisa dipanen," kata Joko yang juga pengurus Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI).
 
Joko menambahkan upaya pemerintah dalam meningkatkan produksi dan bantuan lain yang diterima peternak secara langsung sudah sesuai dengan harapan bersama.
 
"Khususnya di perunggasan dan di telur ya, mereka kan dapat bantuan pakan jagung. Walaupun tentu tidak dapat memuaskan semuanya," imbuhnya.
 
Di sisi lain, anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin mensinyalir ada andil ulah perusahaan besar yang mengendalikan harga ayam potong.
 
"Ini ada yang nakal di tingkat tata niaganya. Ada mafia. Sekarang peternakan ayam kasihan karena dikuasai oleh korporasi dari hulu ke hilirnya. Dia bermain mulai dari pakan hingga yang lain-lain," kata Andi.
 
Menurut Andi, selama ini korporasi besar nyaris menentukan naik turunnya harga dari hulu ke hilir. Mereka juga dituding sebagai biang kerok bangkrutnya usaha ternak kecil karena dibuat bergantung.
 
"Kalau untuk peternak yang saya dapatkan di lapangan keluhannya rata-rata permainan korporasi besar. Mereka bahkan sampai mampu menentukan harga. Nah, pada saat mereka menentukan harga turun pasti bangkrut lah ini peternak kecil," katanya.
 
Untuk itu Andi mengapresiasi langkah Pemerintah yang terus berusaha memberangus perusahaan nakal di seluruh Indonesia. Beberapa di antaranya bahkan ada yang masuk proses blacklist.
 
"Harus tegas melindungi peternak kecil. Apakah caranya dengan menekan harga supaya tidak dipermainkan atau cara-cara lain dengan mekanisme lain. Kalau perlu suatu saat menetapkan ada seperti HPP nya," katanya.
 
Harga daging ayam pada sejumlah pasar tradisional di beberapa daerah memang tengah mengalami penurunan.
 
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) I Ketut Diarmita menyampaikan bahwa kondisi daging ayam nasional pada saat ini memang mengalami surplus, bahkan Indonesia sudah ekspor ke beberapa negara.
 
"Ini sebenarnya positif, produksi kita berlebih daripada produksi kita kurang. Kelebihan produksi ini harus diikuti dengan meningkatnya ekspor unggas dan produk unggas ke berbagai negara. Untuk itu pemerintah mengimbau agar para perusahaan integrator untuk terus meningkatkan ekspornya," ujar Diarmita.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan