Ekonom Faisal Basri (Foto: Medcom/Desi Angriani)
Ekonom Faisal Basri (Foto: Medcom/Desi Angriani)

Ekonom Minta Jokowi Blusukan ke Industri Nonmigas

Desi Angriani • 14 Desember 2017 08:37
Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkenal dengan figur pemimpin yang suka blusukan. Jokowi sapaannya gemar mengunjungi pelosok negeri dari Sabang sampai Merauke untuk memastikan proyek strategis nasional berjalan tepat waktu. Namun mantan Gubernur DKI Jakarta ini dinilai jarang mengunjungi industri pengolahan nonmigas yang ada di Indonesia.
 
Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri mengatakan Presiden jarang membahas secara serius tentang sektor industri nonmigas di Tanah Air. Sementara sektor ini memberikan kontribusi terhadap perekonomian berupa penyerapan tenaga kerja, kesejahteraan masyarakat, dan penerimaan negara.
 
"Jokowi jarang bicara industri setidaknya beliau mengunjungi pabrik-pabrik seperti Pak Soeharto dulu," kata Faisal, di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu malam, 13 Desember 2017.

Menurutnya Presiden perlu mengunjungi pabrik-pabrik industri nonmigas sebagai bentuk dukungan dan perhatian pemerintah dalam mendongkrak pertumbuhan industri nasional. Perhatian terhadap industri harus sejalan dengan pembangunan infrastruktur. Apalagi kinerja industri nasional semakin agresif dengan pertumbuhan produksi yang positif pada kuartal III-2017.
 
"Pada sarasehan 100 ekonom kemarin sudah dibilang blusukan dong ke industri, infrastuktur jalan dibangun tapi tidak memperhatikan konfigurasi," imbuh Faisal.
 
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang (IBS) sebesar 5,51 persen secara tahunan pada kuartal III-2017. Angka ini lebih tinggi dibanding kuartal II-2017 sebesar 3,89 persen dan periode yang sama tahun lalu sebesar 4,87 persen. Pertumbuhan produksi IBS tersebut menjadi yang tertinggi sejak kuartal I-2015.
 
Perbaikan kinerja sektor IBS ditopang pertumbuhan industri logam dasar sebesar 11,97 persen dengan kontribusi terhadap total pertumbuhan produksi sekitar 0,28 persen. Kemudian, industri makanan dan minuman menyumbang masing-masing 9,24 persen dan 3,4 persen. Sumbangsih kedua sektor ini mencapai 27,13 persen terhadap total pertumbuhan produksi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan