Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo (kanan). FOTO: Medcom.id/Suci Sedya Utami.
Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo (kanan). FOTO: Medcom.id/Suci Sedya Utami.

Ada Lima Calon Dirjen Pajak Jika Dibidik dari Mutasi

Suci Sedya Utami • 15 Oktober 2019 12:36
Jakarta: Masa jabatan Robert Pakpahan sebagai Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Kementerian Keuangan akan segera berakhir. Robert akan memasuki usia pensiun sebagai pegawai negeri sipil (PNS) pada 19 Oktober 2019.
 
Pencarian Dirjen Pajak baru pun saat ini pun mulai ancang-ancang. Dalam UU Aparatur Sipil Negara (ASN) terdapat dua tipe pemilihan yakni dengan seleksi terbuka dan mutasi jabatan.
 
Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo mengatakan apabila pemilihan dilakukan dengan cara mutasi, maka ada setidaknya lima nama dari eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan yang bisa masuk dalam bursa pencalonan.

Pertama yakni Awan Nurmawan Nuh yang saat ini menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Keuangan bidang Peraturan dan Penegakan Hukum Pajak. Awan berasal dari internal Ditjen Pajak.
 
Kedua Astera Primanto Bhakti yang saat ini menjabat sebagai Dirjen Perimbangan Keuangan. Astera juga merupakan pejabat yang berasal dari Ditjen Pajak. Ketiga Luky Alfirman yang saat ini menjabat sebagai Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko. Luky pun memiliki latar belakang dari Dirjen Pajak.
 
Keempat Suahasil Nazara yang menjabat sebagai Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF). Suahasil berlatar belakang sebagai akademisi yang kemudian masuk dalam birokrasi. Kelima Suryo Utomo yang saat ini menjabat sebagai Staf Ahli Kepatuhan Pajak. Suryo juga berlatarbelakang dari Ditjen Pajak.
 
"Kelima itu dari bisa diambil, jadi enggak kurang orang. Eselon dua kalau mau ambil seleksi terbuka banyak juga orang bagus," kata Yustinus falam diskusi publik bertema mencari dirjen atau dirijen di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa, 15 Oktober 2019.
 
Yustinus mengatakan jika melihat suksesi 15 tahun terakhir, Ditjen Pajak dipimpin oleh beragam orang yang bersalah dari dalam dam luar institusi tersebut. Misalnya saja Hadi Poernomo dari internal Ditjen Pajak, Darmin Nasution dari luar Ditjen Pajak, Mochammad Tjiptardjo dari internal, Ahmad Fuad Rahmany dari eksternal, Sigit Priadi dari internal, Ken Dwijugiasteadi dari internal dan Robert Pakpahan dari internal.
 
Dari nama-nama tersebut, kata Yustinus, beberapa dianggap berhasil dalam memimpin institusi Ditjen Pajak misalnya saja Hadi Poernomo dan Darmin Nasution. Namun ada juga yang kurang berhasil membawa Ditjen Pajak makin baik dan maju terutama diukur dari realisasi penerimaan.
 
"Dipimpin dari luar Ditjen Pajak pernah berhasil contohnya Pak Darmin berhasil, Pak Fuad biasa-biasa saja. Pak Hadi terlepas dari kontroversinya ia berhasil, Pak Sigit dari dalam juga enggak tuntas. Artinya dari dalam pun sebenarnya bukan jaminan," tutur Yustinus.
 
Lebih lanjut dirinya menambahkan, nama-nama calon tersebut akan sangat tergantung dari siapa Menteri Keuangan yang akan menjabat di periode mendatang. Dia bilang hal ini akan sangat berpengaruh pada Dirjen Pajak ke depannya.
 
"Kalau Menkeu-nya Sri Mulyani bisa ditebak penunjukan langsung, malah sudah ada namanya. Tapi kalau bukan dia, perlu untuk pencocokan chemistry antara menteri dan dirjennya," jelas Yustinus.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan