Bank Indonesia (BI) sebelumnya menurunkan rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) bagi perumahan dan kendaraan bermotor. Penurunan uang muka sebesar lima persen, sedangkan kendaraan bermotor turun antara lima persen sampai 10 persen.
"Intinya, perlu ada kemudahan fasilitas supaya daya beli, kemampuan, affordability-nya naik," kata Darmin, di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat, 20 September 2019.
Darmin menambahkan stimulus dari sektor moneter ini akan mendorong pertumbuhan kredit. Terlebih pertumbuhan kredit sedikit melambat dari 9,9 persen (yoy) pada Juni 2019 menjadi 9,6 persen (yoy) pada Juli 2019.
"Jadi memang untuk, sebenarnya bukan perumahan saja, kita juga perlu mendorong yang lain. Apalagi pertumbuhan sedang melambat," jelas dia.
Meski demikian, pelonggaran DP ini tidak akan serta merta mendorong pertumbuhan konsumsi. Mantan Gubernur BI ini menilai bisa saja kebijakan moneter ini memengaruhi investasi karena supply baik properti maupun kendaraan bermotor akan lebih banyak.
"Tidak mesti terlihat di konsumsi, tapi bisa melalui mekanisme kredit, tidak harus konsumsi, tapi arus barang secara umum, bisa investasi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id