"Secara kumulatif, nilai ekspor Jatim sejak Januari sampai Oktober 2016 mencapai USD15.741,54 juta atau naik 7,93 persen dibanding ekspor periode yang sama tahun 2015 yang mencapai USD14.585,54 juta," kata Kepala BPS Jatim, Teguh Pramono, di Surabaya, Selasa (15/11/2016).
Menurut Teguh, penyebab naiknya nilai ekspor Jatim sepanjang bulan Oktober 2016 karena dipengaruhi naiknya nilai ekspor migas maupun nilai ekspor non migas. Total nilai ekspor migas Jatim sepanjang Oktober 2016 USD81,29 juta atau turun 17,83 persen dibanding ekspor migas bulan September 2016 yang mencapai USD98,94 juta.
"Sedangkan selama Januari sampai Oktober 2016 ekspor migas mencapai USD840,77 juta atau naik 102,53 persen dibanding ekspor migas periode yang sama di 2015 yang hanya mencapai USD485,97 juta," katanya.
Sementara untuk ekspor nonmigas pada Oktober 2016 tercatat mencapai USD1,360 miliar atau naik 3,31 persen dibanding ekspor nonmigas pada September 2016 yang hanya USD1,316 miliar.
Selama Januari sampai Oktober 2016, ekspor nonmigas mencapai USD 14,901 miliar atau naik 5,68 persen dibanding ekspor nonmigas periode yang sama di 2015 yang hanya USD14,100 miliar.
"Selama Oktober 2016 ekspor non migas Jatim didominasi oleh perhiasan/permata dengan nilai USD132,77 juta. Untuk negara tujuan ekspor adalah ke Jepang dan Amerika serikat," ujarnya.
Komoditi ekspor nonmigas lainnya adalah lemak dan minyak hewan/nabati yang tercatat USD112,57 juta, dengan negara tujuan Jepang, amerika Serikat, Mayasia, Tiongkok, Thailand dan Vietnam. Kayu dan barang dari kayu juga merupakan komoditi ekspor non migas yang tercatat sebesar USD101,51 juta, begitu pula tembaga USD96,70 juta, serta ikan dan udang USD89,90 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News